
Standar Ekspor Makanan & Minuman Tiap Negara Ketat, Ini Hal yang UMKM Wajib Tahu
31 Juli 2022 19:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
“Negara maju yang standarnya cukup ketat seperti Jepang, Korea, dan Amerika. Kita punya Indonesia Technical Regulation Information System (INATRIMS) sebagai platform informasi persyaratan mutu di negara tujuan ekspor,” ujar Didi dalam program Kumparan Bisnis Master Class batch 2, Minggu (31/7).
Didi menekankan faktor kemasan dalam ekspor produk tergantung negara tujuan ekspor. Eksportir akan menemukan hambatan teknis, khususnya terkait standar kesehatan.
“Terkadang (negara tujuan ekspor) mengada-ngada standarnya untuk melindungi produk dalam negeri. Australia dan New Zealand termasuk negara yang produksi madu, mereka minta standar sangat tinggi untuk produk ekspor,” katanya.
Didi meminta para pelaku UMKM untuk memperhatikan kemasan produk sehingga menarik pangsa pasar. Kemasan tidak boleh sembarangan karena akan menjadi masalah dalam proses ekspor produk.
“Biasanya negara lain sangat teliti urusan kandungan makanan. Misal kandungan vetsin dalam produk ini berapa persen,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Didi menyebut persiapan produk ekspor sangat penting, mulai dari packaging dan pemenuhan standarnya. Menurutnya, pelaku UMKM tidak hanya memenuhi keunggulan produk secara kualitas dan kuantitas, tetapi harus memenuhi standar permintaan dari importir.
Secara umum, berbagai standardisasi dan sertifikasi internasional produk berupa Good Manufacturing Practices (GMP), hak kekayaan intelektual (HKI), International Standardization Organization (ISO), dan Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP). Secara rinci, sertifikasi yang perlu diperhatikan berupa keamanan pangan, halal, dan manajemen mutu.