Stok Bulog Terendah Dalam Sejarah, Tapi Buwas Ogah Impor Beras

20 Maret 2021 8:52 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dirut Bilog Budi Waseso. Foto: Dok. Bulog
zoom-in-whitePerbesar
Dirut Bilog Budi Waseso. Foto: Dok. Bulog
ADVERTISEMENT
Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi berencana membuka keran impor beras sebanyak 1 juta ton. Menurut Mendag Lutfi, impor itu untuk mencukupi stok beras Perum Bulog. Lutfi mengungkapkan, stok beras yang dimiliki Bulog hari ini mulai menipis.
ADVERTISEMENT
Ia menghitung, Bulog memiliki cadangan beras kurang dari 500 ribu ton. Padahal setidaknya, stok yang harus diamankan perusahaan ini harus di atas satu juta ton.
"Stok Bulog itu kurang dari 1 juta ton, jadi hitungan saya stok akhir Bulog yang 800 ribu dikurangi stok impor 300 ribu. Berarti stok Bulog itu mungkin tidak mencapai 500 ribu ton, ini stok paling rendah dalam sejarah Bulog," ujar Mendag Lutfi dalam virtual conference, Jumat (19/3).
Kondisi itu, berdasarkan pemantauannya di lapangan, semakin diperburuk dengan rendahnya penyerapan gabah oleh Bulog bulan ini.
Pekerja mengemas beras di Gudang Bulog Sub divre Ciamis, Sindangrasa, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Rabu (30/9/2020). Foto: ADENG BUSTOMI/ANTARA FOTO
Beberapa hari belakangan Bulog hanya mampu menyerap gabah dari petani sebesar 85 ribu ton. Situasi ini, menurut Lutfi, disebabkan oleh basahnya gabah karena memasuki musim penghujan.
ADVERTISEMENT
"Bulan Maret ini sudah hampir habis, pengadaan Bulog sampai dua tiga hari kemarin itu hanya 85 ribu (ton). Bayangan saya mereka harusnya mampu menyerap paling tidak mendekati 400 atau 500 ribu hari ini," ujarnya.

Buwas Keberatan dengan Penugasan Impor Beras

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso justru mengungkapkan fakta lain. Menurut Buwas, penugasan impor beras tahun ini merupakan instruksi secara mendadak dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi.
“Saat rakortas saat itu enggak diputuskan untuk impor. Hanya kebijakan dari Pak Menko (Perekonomian) dengan Mendag itu yang pada akhirnya kita dikasih penugasan tiba-tiba untuk laksanakan impor,” katanya dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Badan Legislasi DPR secara virtual, Selasa (16/3).
ADVERTISEMENT
Buwas mengatakan, terdapat stok beras impor sisa tahun 2018 yang turun mutu. Beras yang turun mutu tersebut sebanyak 106.642 ton. Pada saat itu, realisasi impor beras tahun 2018 sebesar 1.785.450 ton. Secara rinci Bulog telah menyalurkan 321.320 ton pada tahun 2018, lalu 529.110 tahun berikutnya, dan 617.574 ton pada tahun 2020. Pada tahun ini rencana realisasi beras impor tahun 2018 sebanyak 41.635 ton.
“Nah sedangkan kalau boleh disampaikan bahwa eks impor 2018 itu masih bermasalah sisanya,” tegas Buwas.
Dirut Perum Bulog Budi Waseso. Foto: BULOG
Buwas menambahkan, rakortas yang dipimpin Airlangga tersebut hanya membahas mengenai kemungkinan kelangkaan dan prediksi cuaca.
“Enggak ada. Jadi saat itu hanya membahas kemungkinan dan cuaca prediksi kelangkaan, sehingga waktu itu perlu kita impor sebagai buffer stock atau iron stock,” katanya.
ADVERTISEMENT
Buwas menegaskan, Bulog belum tentu melakukan impor beras karena akan memprioritaskan penyerapan beras dalam negeri.
“Jadi walaupun kami mendapatkan tugas untuk impor 1 juta itu, belum tentu kami laksanakan karena kami tetap memprioritaskan produk dalam negeri sedang dalam masa puncaknya panen raya,” tutupnya.
***
Saksikan video menarik di bawah ini.