Subsidi Energi Bisa di Atas Rp 502 T, Jokowi: Kalau APBN Tidak Kuat, Gimana?

12 Agustus 2022 17:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo pimpin rapat terbatas pengelolaan produk turunan kelapa sawit di Istana Merdeka, Jakarta (18/7/2022). Foto: Lukas/Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo pimpin rapat terbatas pengelolaan produk turunan kelapa sawit di Istana Merdeka, Jakarta (18/7/2022). Foto: Lukas/Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Anggaran subsidi energi dan kompensasi tahun ini bertambah menjadi sebesar Rp 502,4 triliun, dari sebelumnya yang ditetapkan dalam APBN 2022 sebesar Rp 152,5 triliun. Presiden Jokowi pun memberikan catatan pada besarnya anggaran subsidi energi.
ADVERTISEMENT
"Ya ini angka subsidi kita untuk energi terlalu besar, cari negara yang subsidinya sampai Rp 502 triliun, karena kita harus menahan harga Pertalite, gas, listrik termasuk Pertamax, gede sekali," ujar Jokowi di Istana Negara, Jumat (12/8).
Harga minyak mentah yang saat ini terus meningkat juga akan mempengaruhi subsidi energi. Adapun anggaran subsidi energi dan kompensasi sebesar Rp 502,4 triliun tersebut dengan asumsi harga minyak mentah Indonesia (ICP) sebesar USD 100 per barel. Sedangkan saat ini harga ICP sudah menyentuh USD 105 per barel.
"Tapi apakah angka Rp 502 triliun masih terus kuat kita pertahankan? Ya kalau bisa ya Alhamdulillah baik, artinya rakyat tidak terbebankan. Tapi kalau memang APBN tidak kuat gimana? Kan negara lain harga BBM-nya sudah Rp 17.000, Rp 18.000, naik dua kali lipat semuanya. Ya memang harga keekonomiannya seperti itu," kata Presiden.
ADVERTISEMENT
Jokowi pun melanjutkan bahwa saat ini pemerintah masih mendapatkan 'durian runtuh' dari kenaikan harga komoditas. Penerimaan pajak mencapai Rp 1.028,5 triliun per Juli 2022 atau tumbuh 58,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Kalau kita masih ada income negara dari komoditi, dari komoditas itu masih baik ,ya kita jalani. Kalau ndak?" tambahnya.
Sebelumnya, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia meminta masyarakat untuk siap-siap jika harga BBM subsidi naik. Menurutnya, meskipun kondisi ekonomi domestik saat ini baik, harga minyak dunia yang tinggi memberikan tekanan bagi APBN.
Dia menjelaskan, harga minyak mentah saat ini sudah mencapai USD 105 per barel. Jika harga minyak kembali naik, katanya, maka subsidi energi bisa jebol mencapai Rp 600 triliun, dari saat ini Rp 502 triliun.
ADVERTISEMENT
“Saya menyampaikan sampai kapan APBN kita akan kuat menghadapi subsidi yang lebih tinggi, jadi tolong teman-teman sampaikan juga kepada rakyat bahwa rasa-rasanya sih untuk menahan terus dengan harga BBM seperti sekarang, feeling saya, harus kita siap-siap kalau katakanlah kenaikan BBM itu terjadi," ujar Bahlil dalam konferensi pers Perkembangan Pencabutan Izin Usaha Pertambangan (IUP), Jumat (12/8).