Subsidi Jadi Rp 1.000 Per Liter, Jonan Jajaki Penyesuaian Harga Solar

15 Juli 2019 18:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kanan) berbincang dengan Menteri ESDM Ignasius Jonan sebelum mengikuti rapat kabinet terbatas di Kantor Presiden Jakarta, Senin (15/7). Foto: NTARA FOTO/Wahyu Putro A
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kanan) berbincang dengan Menteri ESDM Ignasius Jonan sebelum mengikuti rapat kabinet terbatas di Kantor Presiden Jakarta, Senin (15/7). Foto: NTARA FOTO/Wahyu Putro A
ADVERTISEMENT
Menteri ESDM Ignasius Jonan mengusulkan agar harga BBM Solar disesuaikan tahun depan. Hal ini disampaikan Jonan dalam Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR RI.
ADVERTISEMENT
Jonan mempertimbangkan kenaikan BBM Solar ini setelah mendengar informasi dari Menteri Keuangan Sri Mulyani, bahwa besaran subsidi untuk 2020 di Badan Anggaran disetujui hanya maksimal Rp 1.000 per liter. Padahal, sebelumnya, pemerintah mengusulkan Rp 1.500 per liter.
"Tentang 2020, ini saya sampaikan saja karena saya dapat paparan dari Menkeu tadi (subsidi) maksimal Rp 1.000 Pak. Ini kalau sampai diketok, tentunya mungkin kita akan lihat apakah perlu ada adjustment atau penyesuaian (Solar) eceran di 2020 yang harganya Rp 5.150 per liter sekarang," kata Jonan kepada Komisi VII di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (15/7).
Adapun terkait penyesuaian harga solar yang dimaksud, Jonan belum menjelaskan apakah bakal turun atau naik, atau bisa keduanya. Hingga saat ini, rapat masih berlangsung.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, dalam Rapat Kerja dengan Komisi VII, pada Kamis (20/6) lalu, Jonan mengusulkan harga subsidi Solar maksimal Rp 2.000 per liter untuk 2020. Besaran ini sama seperti tahun ini.
Tapi, kesimpulan rapat kala itu, Komisi VII menyepakati subsidi solar dipangkas menjadi maksimal Rp 1.500 per liter.
"Kemudian disepakati biaya subsidi solar batas atas maksimal Rp 1.500 per liter," kata Pimpinan Rapat Gus Irawan mengetok palu di Komisi VII DPR RI, Jakarta, Kamis (20/6).
Salah satu anggota rapat, Maman Abdurahman dari Fraksi Golkar mengatakan, pengurangan biaya subsidi solar tahun depan memang perlu dilakukan. Sebab dia melihat masih ada masyarakat yang mampu seperti memiliki mobil Pajero Sport tapi masih membeli solar subsidi.
Petugas mengisi BBM jenis Solar di SPBU. Foto: Puti Cinintya Arie Safitri/ kumparan
Kata dia, anggaran hasil pengurangan subsidi solar hingga Rp 500 per liter bisa dialokasikan ke program subsidi lainnya. Salah satu yang diusulkan adalah penambahan LPG 3 kg menjadi 7 juta metrik ton, dari sebelumnya diusulkan Jonan 6,97 juta ton.
ADVERTISEMENT
"Kami usulkan terhadap pengurangan biaya subsidi solar itu ditambahkan ke gas LPG 3 kg. Itu turun untuk nambah subsidi LPG 3 kg," kata dia.