Subsidi Solar Dipangkas, Harganya Naik Enggak Ya?

21 Juni 2019 17:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas sedang mengisi BBM untuk kendaraan mobil. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Petugas sedang mengisi BBM untuk kendaraan mobil. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Komisi VII DPR RI telah memutuskan untuk memangkas batas atas subsidi solar menjadi Rp 1.500 per liter. Sebelumnya, Menteri ESDM Ignasius Jonan mengusulkan subsidi solar maksimal Rp 2.000 per liter.
ADVERTISEMENT
Meski ada pemangkasan batas atas subsidi, Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar memastikan tidak akan ada perubahan harga jual solar. Menurutnya harga jual solar tidak bergantung dari besaran subsidi yang diberikan.
“Harga jual solar apakah bergantung dari subsidi? Coba, kan ada formula, ada harga penetapan oleh pemerintah. Ada hubungannya sama harga enggak? Enggak kan? Harga itu nanti ditetapkan oleh menteri,” ungkap Arcandra di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (21/6).
Arcandra mencontohkan, dua tahun lalu saat subsidi solar ditetapkan sebesar Rp 500 per liter, harga jual solar adalah Rp 5.150 per liter. Tahun lalu, saat subsidi ditetapkan sebesar Rp 2.000 per liter, harga jual solar pun masih sama yaitu Rp 5.150 per liter.
ADVERTISEMENT
Biasanya besaran porsi subsidi baru diketahui setelah perhitungan pada tahun depannya. Pemerintah akan membayar kekurangan subsidi sesuai dengan kemampuan keuangan.
Selain itu, harga minyak fluktuatif. Jika harga minyak turun, bisa jadi subsidi Rp 1.500 per liter tak terpakai seluruhnya.
“Nanti dilihat dulu. Bisa jadi (dari subsidi) Rp 1.500 per liter itu karena harga minyak turun yang terpakai cuma Rp 750 atau Rp 1.000 per liter. Kan maksimum sesuai harga formula. Nah gitu aja,” tutupnya.