Suharso: COVID-19 Bikin RI Butuh Rp 14.862 T untuk Pembangunan Berkelanjutan

9 Agustus 2022 11:09 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Bappenas Suharso Monoarfa saat konferensi pers terkait hasil Sidang Kabinet Paripurna, di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (16/2/2022). Foto: Youtube/Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Bappenas Suharso Monoarfa saat konferensi pers terkait hasil Sidang Kabinet Paripurna, di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (16/2/2022). Foto: Youtube/Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menyebut merebaknya pandemi COVID-19 membuat pembiayaan untuk pembangunan berkelanjutan, atau sustainable development goals (SDGs) jadi kian mahal.
ADVERTISEMENT
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) telah merancang transformasi ekonomi untuk membangun masa depan yang berkelanjutan dengan SDGs sebagai kerangka utama.
Suharso mengatakan, saat ini dunia sedang menghadapi berbagai krisis yang mengancam keberlangsungan hidup umat manusia. Tak terkecuali, pandemi covid-19 yang menjadi tantangan besar di hampir seluruh lini kehidupan.
Menurut Suharso, secara global kebutuhan biaya pembangunan berkelanjutan melebar cukup besar.
"Pre-COVID-19 kesenjangan pembiayaan SDGs global tahunan adalah USD 2,5 triliun, tetapi melebar menjadi USD 4,2 triliun karena pandemi," ujar Suharso dalam acara G20 Development Working Group Side Event di Bali, Selasa (9/8).
Sementara itu, kesenjangan pembiayaan Indonesia dalam pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan diperkirakan mencapai USD 1 triliun, atau mencapai Rp 14.862,6 triliun bila dirupiahkan dengan kurs dolar hari ini Rp 14.862. Hal ini diikuti dengan dampak pandemi yang meningkat secara signifikan.
ADVERTISEMENT
"Di Indonesia, diperkirakan mencapai USD 1 triliun untuk mencapai SDGs pada 2030," kata Suharso.
Ia menilai, saat ini kebutuhan pembiayaan inovatif untuk mencapai SDGs lebih besar dari sebelumnya. Sebab, kapasitas fiskal negara lebih rendah akibat pemulihan ekonomi pasca pandemi COVID-19.
Meski begitu, Suharso menegaskan bahwa Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) meminta agar tujuan pembangunan berkelanjutan tetap berjalan terus dengan mengesampingkan adanya wabah pandemi COVID-19.
"Oleh karena itu, lebih banyak sumber daya diperlukan untuk menutup kesenjangan pembiayaan yang ada, yang kini telah melebar akibat pandemi," tandasnya.