Suku Bunga BI Diprediksi Naik Lagi, Mampu Dongkrak Rupiah yang Loyo?

30 Mei 2018 8:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bank Indonesia. (Foto: Reuters/Iqro Rinaldi)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bank Indonesia. (Foto: Reuters/Iqro Rinaldi)
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mengadakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulanan tambahan pada hari ini, Rabu (30/5). Adapun RDG bulan ini sebenarnya telah dilakukan pada 16-17 Mei dan bulan depan baru akan dilaksanakan pada 27-28 Juni 2018.
ADVERTISEMENT
Pada RGD yang berlangsung 17 Mei 2018 lalu, BI sudah menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 4,5%. Adapun pertemuan RDG tambahan hari ini yaitu BI diprediksi akan kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 4,75%. Lantas apakah kebijakan ini mampu mendongkrak nilai tukar rupiah yang masih terkapar alias loyo?
"Diperkirakan bahwa BI akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 4,75%. Apapun hasil keputusan dalam RDG, diyakini akan memberikan efek positif dalam rangka menjaga tingkat stabilitas rupiah," ungkap Analis PT Binaartha Sekuritas M Nafan Aji Gusta Utama kepada Kumparan, Rabu (30/5).
Ilustrasi uang rupiah (Foto: ANTARA FOTO/ Sigid Kurniawan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi uang rupiah (Foto: ANTARA FOTO/ Sigid Kurniawan)
Sejak suku bunga acuan BI dinaikkan 25 bps menjadi 4,5% pada 17 Mei 2018 lalu, laju nilai tukar rupiah masih terkapar. Rupiah belum mampu keluar dari zona Rp 14.000 per dolar AS. Adapun penguatan rupiah tertinggi terjadi pada Senin lalu dimana nilai tukar rupiah berada di level Rp 14.065 per dolar AS. Hal ini merujuk data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR)
ADVERTISEMENT
Menurut Nafan, para pelaku pasar sangat antusias menantikan RDG tambahan BI dalam menentukan keputusan strategis untuk segera menstabilkan nilai tukar rupiah. Sehingga hal ini menurutnya akan memberikan katalis positif di tengah kondisi menjelang keputusan The Fed yang diperkirakan akan menaikkan suku bunganya pada bulan depan.
“Diperkirakan bahwa berbagai tekanan eksternal masih kuat, sehingga ruang BI untuk menaikkan suku bunga acuannya masih terbuka lebar,” ujarnya.
Sementara itu, ekonom CORE Indonesia Muhammad Faisal juga memprediksi hal yang sama. Menurut dia, di RDG tambahan ini BI akan kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps. Hal tersebut juga akan berdampak positif bagi pasar modal Indonesia terutama derasnya aliran dana asing yang masuk.
ADVERTISEMENT
“Kemungkinan BI akan menaikkan suku bunga 25 bps. Kalau itu terjadi, kemungkinan mendorong aliran modal masuk sehingga ada pergerakan penguatan rupiah,” timpal Faisal.