Sulap Sampah Jadi Rupiah, Bantu Ribuan Anak Jalanan Bersekolah

23 Desember 2020 10:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Founder Nara Kreatif, Nezatullah Ramadhan di acara Kopdar teman kumparan with coca-cola dengan tema "mendaur ulang, mendulang uang" Di FX Sudirman, Jakarta, Minggu (29/9/2019). Foto: Irfan Adi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Founder Nara Kreatif, Nezatullah Ramadhan di acara Kopdar teman kumparan with coca-cola dengan tema "mendaur ulang, mendulang uang" Di FX Sudirman, Jakarta, Minggu (29/9/2019). Foto: Irfan Adi/kumparan
ADVERTISEMENT
Mendengar kata sampah, pengertian yang terlintas seketika di benak kita barangkali adalah masalah. Sering kali tak punya nilai guna dan tak lebih dari sekadar limbah.
ADVERTISEMENT
Nyatanya sampah tak melulu sesuatu yang bikin resah. Bila dimanfaatkan secara tepat, ia bisa juga menghasilkan pundi-pundi rupiah.
Di tangan Nezatullah Ramadhan (29 tahun), sampah malah jadi berkah. Dari mengolah sampah, ia bahkan mampu membantu anak-anak jalanan bersekolah.
Semuanya dimulai saat Neza masih duduk di bangku kuliah. Lulusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Jakarta tersebut kala itu punya keinginan untuk membantu anak-anak jalanan yang putus sekolah. Niatnya memperoleh jalan dari pengajuan proposal mengenai usaha daur ulang sampah.
Itulah cikal bakal berdirinya Nara Kreatif, sebuah kewirausahaan sosial yang dibangun untuk menjawab persoalan angka putus sekolah melalui bisnis pengelolaan lingkungan.
"Jadi kalau bicara prioritas, sebenarnya yang melatarbelakangi adalah anak putus sekolah dan telantar. Kita mencoba bisnisnya mencari sumber income untuk bisa mengakomodir segala kebutuhan yang ada di pendidikan ataupun yang diasramakan, karena kita juga punya asrama, yaitu menggunakan permasalahan sampah," ujar Neza mengenang lagi awal mula ia mendirikan Nara Kreatif kepada kumparan, Rabu (22/12).
ADVERTISEMENT
Itu terjadi tepatnya pada Juli 2012, saat ia masih berstatus mahasiswa. Kini setelah 8 tahun berjalan, Nara Kreatif sudah memiliki lini bisnis yang bergerak di bidang pengelolaan lingkungan (waste management) untuk menopang kegiatan sosial mereka.
Brand bisnis ini berada di bawah payung PT Nara Sinergi Lingkungan. Rumah kreatif mereka yang berlokasi di bilangan Kramat Jati Jakarta Timur juga dilengkapi dengan fasilitas bank sampah hingga asrama untuk anak asuh.
Adapun bisnisnya bergerak di bidang waste management dengan mengolah limbah sampah kertas, organik, dan plastik menjadi produk upcycle, recycle, hingga produk ramah lingkungan.
Selain itu, mereka juga memberikan layanan penilaian dan desain lingkungan bagi kantor-kantor hingga perusahaan. Termasuk merangkap sebagai penyelenggara kegiatan berbasis lingkungan atau Green Event Organizer, hingga berkolaborasi dengan berbagai program CSR perusahaan.
ADVERTISEMENT
Sudah Kelola 500 Ton Sampah dan Bantu 3.000 Anak Jalanan Bersekolah
Menurut Neza, sejak mula program pengelolaan sampah dimulai hingga saat ini, mereka sudah mengelola lebih dari 500 ton sampah. Ini merupakan sampah-sampah yang telah mereka kelola sebagai vendor dari banyak perusahaan, yang kemudian didaur ulang atau dikerjasamakan lagi dengan Bank Sampah DKI Jakarta.
"Jadi kalau bicara sampai sekarang itu kayaknya lebih dari 500 ton ya. Karena memang perubahan kita secara bisnis dari 2012 ke 2018 sampai sekarang itu lumayan signifikan. 2012 sampai 2018 mungkin pengelolaan sampah kita ini hanya fokus di kertas dan juga karton. Seiringnya waktu dari 2018 sampai sekarang, fokus utama bisnis kita lebih besar lagi, yaitu pengelolaan sampah ini kita disebut waste management," pungkas CEO Nara Kreatif itu.
Kegiatan anak-anak asuh Nara Kreatif tengah mengolah sampah kertas. Foto: Dok: Nara Kreatif
Ibarat sekali mendayung dua pulau terlampaui, membantu mengatasi masalah sampah ini juga baginya mendatangkan berkah. Sebab dari sanalah kemudian sumber dana beasiswa untuk anak-anak jalanan diperoleh.
ADVERTISEMENT
Berkat mengurusi sampah ini mereka peroleh pundi-pundi bisa dibilang tak sedikit. Meski enggan merinci, Neza membocorkan ada rupiah mencapai ratusan juta yang didapat dari sana. Lebih dari cukup untuk membawa ribuan anak-anak jalanan peroleh ijazah melalui sekolah kejar paket Nara Kreatif.
Baginya itulah yang terpenting karena memang sejalan dengan visi awal lahirnya Nara Kreatif. "Semangat kita dalam mengelola sampah ini adalah bagaimana mengkonversi sampah yang kita kumpulkan menjadi beasiswa. Intinya dari sisi sampah ini bisa memberikan beasiswa untuk ribuan anak bersekolah dan tinggal di asramanya Nara Kreatif," pungkasnya.
Setidaknya saat ini, tercatat 1.200 anak yang sedang bersekolah. Sementara jika dihitung dari awal berdiri, menurut Neza, sudah ada sebanyak 3.000 anak yang mendapatkan manfaat untuk pendidikan gratis. Dengan rata-rata tiap tahunnya 350 orang lulus dan mendapatkan ijazah.
ADVERTISEMENT
Bahkan, menurut Neza lagi, sejumlah anak yang merupakan angkatan awal kini sudah ada yang lanjut kuliah, membuka bisnis sendiri, atau juga bekerja di instansi dan lembaga pemerintah.
"Kalau misalkan mereka berminat jadi wirausaha ada juga kita memberikan modal dan juga pendampingan. Nah yang terakhir ada juga yang memang mendapat pekerjaan di kedinasan seperti juga tentara, ada juga institusi lain," bebernya.
Memandang ke depan, ia berniat melebarkan sayap yayasan yang kini sebagian besarnya baru berada di Jakarta Timur. Sebetulnya jika tidak karena pandemi COVID-19, Nara Kreatif sudah mulai ekspansi ke Jakarta Barat, Pusat, hingga Selatan.
"Semangatnya adalah bagaimana kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh Nara bisa direplikasi ke daerah lain, bagaimana menggabungkan dua permasalahan menjadi solusi permasalahan itu sendiri. Dua permasalahan ini kan ada pendidikan dan permasalahan sampah, nah kita jadikan energi sampah ini jadi solusi pendidikan," harap Nezatullah Ramadhan.
ADVERTISEMENT