Sun Cable Tertarik Investasi Rp 8,5 T untuk Produksi Baterai Listrik di RI

23 September 2021 16:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hyundai mulai pembangunan pabrik sel baterai mobil listrik di Karawang, Jawa Barat, Rabu (15/9). Foto: Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Hyundai mulai pembangunan pabrik sel baterai mobil listrik di Karawang, Jawa Barat, Rabu (15/9). Foto: Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Perusahaan energi multinasional asal Australia melirik potensi investasi untuk produksi baterai listrik senilai USD 600 juta atau sekitar Rp 8,52 triliun (kurs Rp 14.200) di Indonesia. Rencana investasi ini sejalan dengan komitmen Pemerintah untuk mengembangkan industri kendaraan listrik dalam mengurangi gas karbon.
ADVERTISEMENT
CEO Sun Cable, David Griffin mengatakan, potensi pengadaan baterai lithium untuk mobil listrik di Indonesia cukup menjanjikan.
“Terdapat peluang pengadaan baterai listrik bagi perusahaan manufaktur di Indonesia sebesar USD 600 juta atau sekitar Rp 8,52 triliun,” katanya saat sambutan konferensi pers virtual, Kamis (23/9)
Griffin berharap menjadi rekan jangka panjang di Indonesia, dan memberikan kontribusi yang besar di bidang ekonomi. Dia pun mendukung komitmen Pemerintah Indonesia dalam menarik penanaman modal asing serta keinginan kuat untuk mengurangi emisi karbon di kawasan.
“Sun Cable juga berharap dapat melanjutkan keterlibatannya dalam hal yang positif dengan Pemerintah dan provinsi-provinsi setempat, sementara kami bekerja sama untuk memaksimalkan manfaat ke seluruh Indonesia,” kata Griffin.
Fasilitas Pengisian Baterai Mobil Listrik di Bandara Soekarno-Hatta. Foto: Dok. Angkasa Pura II
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, investasi proyek ramah lingkungan ini akan berdampak terhadap perekonomian nasional jangka panjang.
ADVERTISEMENT
Disisi lain, adanya investasi ini akan membantu meningkatkan kinerja Indonesia sebagai negara utama di Asean yang mampu meraih target penurunan emisi karbon. ASEAN memiliki target 23 persen bauran energi dari sektor energi terbarukan.
“Komitmen Sun Cable dalam transfer ilmu pengetahuan untuk mendukung pengembangan energi terbarukan dengan Institut Pertanian Bogor dan Institut Teknologi 10 November serta pemberian beasiswa akan mampu mendorong inovasi di bidang energi terbarukan di masa depan,” katanya,
Sun Cable sendiri telah menanamkan investasi sekitar USD 2,58 miliar di Indonesia untuk kerja sama sistem transmisi energi terbarukan terbesar di dunia Australia-Asia PowerLink (AAPowerLink). Proyek energi terbarukan ini dinilai akan meningkatkan ekonomi nasional dalam jangka panjang.