Survei Bank Indonesia: Pertumbuhan Kredit Hanya 2,5 Persen di 2020

16 Oktober 2020 13:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bank Indonesia. Foto: Willy Kurniawan/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bank Indonesia. Foto: Willy Kurniawan/Reuters
ADVERTISEMENT
Survei perbankan Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan kredit secara keseluruhan tahun ini hanya tumbuh 2,5 persen secara tahunan (yoy). Pandemi virus corona membuat permintaan kredit menurun.
ADVERTISEMENT
Perkiraan pertumbuhan kredit tersebut jauh lebih rendah dibandingkan realisasi pertumbuhan kredit tahun lalu, yang mencapai 6,1 persen (yoy).
"Responden menyampaikan bahwa prakiraan perlambatan kinerja penyaluran kredit tahun 2020 tersebut antara lain sebagai dampak dari pandemi COVID-19," tulis hasil survei perbankan Bank Indonesia seperti dikutip kumparan, Jumat (16/10).
Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) justru melesat di tahun ini. Bank sentral memperkirakan penghimpunan DPK 2020 sebesar 88 persen, lebih tinggi dari realisasi tahun lalu sebesar 73,3 persen.
"Prakiraan pertumbuhan DPK tersebut antara lain didorong oleh peningkatan fasilitas dan pelayanan bank kepada nasabah," tulis keterangan tersebut.
Adapun di kuartal III 2020, pertumbuhan kredit baru meningkat dibandingkan periode sebelumnya, tercermin dari saldo bersih tertimbang (SBT) permintaan kredit sebesar 50,6 persen (qtq), naik dibandingkan kuartal sebelumnya yang minus 33,9 persen (qtq).
ADVERTISEMENT
Meski demikian, permintaan kredit baru tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan kuartal III 2019 yang sebesar 6,83 persen (yoy).
"Berdasarkan jenis penggunaannya, meningkatnya pertumbuhan kredit baru terjadi pada seluruh jenis kredit, dengan kenaikan terbesar pada jenis kredit modal kerja," jelasnya.
Pada kuartal IV 2020, pertumbuhan kredit baru diperkirakan meningkat, meski tidak setinggi periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Ilustrasi uang rupiah. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Standar penyaluran kredit pada kuartal IV 2020 diperkirakan tidak seketat periode sebelumnya. Hal ini terindikasi dari Indeks Lending Standard (ILS) sebesar 8,1 persen, lebih rendah dibandingkan dengan 11,0 persen pada kuartal sebelumnya.
Pengetatan standar penyaluran kredit terindikasi akan berkurang pada seluruh jenis kredit, terutama kredit kepada debitur UMKM.
Penghimpunan DPK di kuartal IV diperkirakan meningkat, sebagaimana tercermin dari SBT pertumbuhan DPK sebesar 88,0 persen atau lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya 78,1 persen.
ADVERTISEMENT
Meningkatnya pertumbuhan DPK diperkirakan terjadi pada seluruh jenis instrumen dengan peningkatan tertinggi pada tabungan dengan SBT sebesar 89 persen. Pertumbuhan instrumen giro dan deposito juga diperkirakan meningkat, terindikasi dari nilai SBT masing-masing sebesar 85,2 persen dan 74,2 persen.