Survei BPS: Paling Menurun Pendapatannya Akibat Corona, yang Miskin Makin Miskin

9 Juli 2020 20:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Potret kemiskinan di Indonesia. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Potret kemiskinan di Indonesia. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Pandemi virus corona sangat menekan pendapatan masyarakat. Berdasarkan survei Badan Pusat Statistik (BPS), pendapatan masyarakat miskin, rentan miskin, hingga pekerja informal mengalami penurunan .
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, sebanyak 70,53 persen masyarakat yang berpendapatan maksimalnya Rp 1,8 juta per bulan mengalami penurunan. Disusul sebanyak 47,7 persen masyarakat yang berpendapatan Rp 1,8 juta-3 juta per bulan mengalami penurunan.
"Survei ini menggambarkan semakin rendah pendapatan masyarakat, dampak penurunan pendapatan akibat COVID jauh lebih besar," ujar Sri Mulyani saat rapat kerja dengan Banggar DPR RI, Kamis (9/7).
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan paparan saat konferensi pers terkait dampak virus corona di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (13/3). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Dia melanjutkan, salah satu faktor dari menurunnya pendapatan masyarakat itu adalah penerapan PSBB di sejumlah wilayah. Akibatnya, aktivitas ekonomi dan bisnis masyarakat tak berjalan, utamanya pada pekerja informal yang masih membutuhkan kehadiran fisik.
"Hasil survei demografi COVID-19 yang dilakukan BPS, dampak COVID berpengaruh pada level akar rumput," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Survei BPS yang dirilis 1 Juni 2020 itu diikuti oleh 87.379 responden. Sebanyak 56,40 persen responden yang disurvei masih memiliki pekerjaan, 22,74 persen tidak bekerja, 18,34 persen bekerja atau dirumahkan sementara, serta 2,52 persen terkena PHK.
Dari total responden itu, sebanyak 35,78 persen responden mengaku pendapatannya menurun akibat COVID-19, di antaranya 70,53 persen yang berpendapatan sampai Rp 1,8 juta.
Potret kemiskinan di Indonesia. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Selain itu, sebanyak 46,77 persen masyarakat yang berpendapatan Rp 1,8 juta sampai Rp 3 juta mengalami penurunan. Sedangkan masyarakat berpendapatan Rp 3 juta sampai Rp 4,8 juta yang mengalami penurunan sebanyak 37,19 persen.
Selanjutnya, masyarakat yang berpendapatan Rp 4,8 juta sampai Rp 7,2 juta ada sebanyak 31,67 persen yang mengalami penurunan, lalu masyarakat yang berpendapatan di atas Rp 7,2 juta ada 30,34 persennya yang mengalami penurunan.
ADVERTISEMENT
Sri Mulyani menuturkan, pemerintah saat ini juga tengah membantu dampak penurunan pendapatan tersebut dengan program pemulihan ekonomi nasional.
Anggaran yang disiapkan pemerintah ini mencapai Rp 695,2 triliun, mulai dari kesehatan, bansos, insentif perpajakan, hingga anggaran untuk korporasi dan UMKM.
"Semua tujuannya untuk mendukung dan memberi bantuan kepada masyarakat yang terdampak penurunan pendapatan akibat COVID," tambahnya.