Survei KPPU: Harga Oksigen di Jakarta Meroket 900 Persen, Obat COVID-19 Diburu

7 Juli 2021 15:13 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah warga mengantre untuk mengisi ulang tabung gas oksigen di Kawasan Manggarai, Jakarta, Senin (28/6/2021). Foto: Asprilla Dwi Adha/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah warga mengantre untuk mengisi ulang tabung gas oksigen di Kawasan Manggarai, Jakarta, Senin (28/6/2021). Foto: Asprilla Dwi Adha/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menindaklanjuti kabar meroketnya harga obat terkait COVID-19 dan langkanya oksigen di tengah penerapan PPKM Darurat Jawa-Bali.
ADVERTISEMENT
Direktur Ekonomi KPPU, M Zulfirmansyah, mengungkapkan pihaknya sudah melakukan pemantauan di minggu pertama pemberlakukan PPKM Darurat. Pemantauan dilakukan di 7 Kanwil KPPU atau seluruh wilayah.
“Nah pemantauan ini sebagai bentuk pengawasan terkait pencegahan penyalahgunaan posisi dominan terkait yang dapat membuat kenaikan harga dan kelangkaan pasokan di dalam pasar,” kata Zulfirmansyah saat konferensi pers secara virtual, Rabu (7/7).
Zulfirmansyah mengatakan obat yang dipantau adalah 11 jenis yang sudah ditetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) oleh Kemenkes. Hasilnya menunjukkan di minggu pertama PPKM Darurat ini masih ada yang menjual obat di atas HET.
“Kami sampaikan terjadi kekosongan stok obat yang dimaksud tersebut dan kita temukan ada harga-harga yang melewati HET. Nah ini yang menjadi konsen kita,” ujar Zulfirmansyah.
ADVERTISEMENT
“Kemudian ada juga kekosongan tabung oksigen. Kita melihat terdapat kelompok besar pelaku usaha oksigen ini tentunya menjadi perhatian khusus kita bila memang ada masalah pengadaan juga distribusinya,” tambahnya.
Zulfirmansyah menegaskan pihaknya siap menindaklanjuti temuan yang ada. Ia akan melihat perkembangan di minggu kedua penerapan PPKM Darurat. Zulfirmansyah mengungkapkan KPPU sudah mengidentifikasi pihak-pihak yang terkait lonjakan harga obat dan kelangkaan oksigen.
“Itu akan sangat berpotensi bagi KPPU untuk memanggil atau meminta data ataupun memeriksa dalam hal ini pelaku usaha yang diduga melakukan praktik persaingan usaha tidak sehat,” ungkap Zulfirmansyah.
Gedung KPPU RI Foto: Abdul Latif/kumparan
Zulfirmansyah menjelaskan persaingan usaha tidak sehat yang dimaksudnya termasuk salah satunya penetapan harga hingga pasokan. Ia mengharapkan para pelaku usaha tidak menambah kesulitan di tengah pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
“Apabila dalam minggu kedua ini tidak ada perilaku juga yang berubah dari pasar ini menjadi kecurigaan dari KPPU sebagai entry awal untuk kita masuk ke dalam upaya karena KPPU bisa melakukan penegakan hukum dalam hal ini,” tutur Zulfirmansyah.
“Jadi kami harapkan pelaku usaha kooperatif dalam pengadaan barang-barang, obat, dan oksigen ini yang sangat dibutuhkan oleh semua warga yang kena COVID,” tambahnya.
Harga Obat Terapi COVID-19 di Atas HET
Temuan yang dilakukan Kanwil KPPU cukup beragam terkait obat COVID-19 yang sudah ditetapkan HET dan oksigen. Di wilayah Sumatera Utara memang tidak begitu terasa dampaknya. Namun, berbeda dengan di Jawa seperti di DKI Jakarta.
Kepala Kamwil III KPPU, Aru Armando, mengungkapkan di DKI Jakarta ditemukan beberapa toko yang menjual obat di atas HET. Temuan itu didapatkan berdasarkan survei di marketplace.
ADVERTISEMENT
“Contoh harga obat favipiravir 200 mg HET nya Rp 22.500 per tablet, tapi yang kami temukan cuma tersedia stoknya per tablet itu Rp 55.000 hingga Rp 80.000,” ungkap Aru.
Ada juga remdesivir 100 mg/vial injeksi dijual Rp 2.200.000. Padahal HET nya adalah Rp 510.000 per vial. Sementara itu harga azithromycin 500 mg berkisar Rp 15.000 sampai Rp 19.000 per tablet. Padahal HET hanya Rp 1.700 per tablet.
“Kemudian harga ivermectin 12 mg HET Rp 7.500 per tablet, kita menemukan ada yang menjual Rp 59.000 per tablet,” ujar Aru.
Dia menambahkan, pihaknya juga menemukan harga tabung oksigen yang melonjak hingga 900 persen.
"Kita melakukan survei ketersediaan oksigen baik yang portabel maupun yang sifatnya tabung. Kita temukan kenaikan harga yang cukup tinggi banget, rentangnya itu 16-900 persen," pungkasnya.
ADVERTISEMENT