Survei SMRC: 80 Persen Warga Percaya Indonesia di Ambang Krisis dan Resesi

14 Juli 2020 16:27 WIB
Foto udara Simpang Susun Semanggi saat diberlakukan PSBB di Jakarta, Jumat (27/3/2020). Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta
zoom-in-whitePerbesar
Foto udara Simpang Susun Semanggi saat diberlakukan PSBB di Jakarta, Jumat (27/3/2020). Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta
ADVERTISEMENT
Pandemi virus corona membuat perekonomian Indonesia terpukul. Kesulitan ekonomi tersebut membuat Indonesia terancam krisis dan resesi.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan survei yang dilakukan Saiful Mujani Riset & Consulting (SMRC), mayoritas warga percaya jika Indonesia di ambang resesi dan krisis ekonomi.
"80 persen mengatakan sangat atau cukup percaya bahwa Indonesia berada di ambang krisis dan resesi," kata Direktur Riset SMRC, Deni Irvani, saat rilis survei tersebut yang disiarkan secara virtual, Selasa (14/7).
Survei ini dilakukan pada 8 sampai 11 Juli 2020 dengan asumsi simple random sampling. Sampel sebanyak 2.215 responden yang dipilih acak. Margin of error dari survei ini diperkirakan +/- 2,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Deni tidak heran kalau Indonesia akan mengalami resesi. Apalagi, berdasarkan berbagai prediksi, termasuk BPS meramalkan ekonomi Indonesia bakal minus di kuartal kedua.
ADVERTISEMENT
Menurut Deni, dalam survei mayoritas kondisi ekonomi rumah tangga juga memburuk. Hal itu tidak terlepas dari serangan virus corona yang membuat ekonomi kebanyakan berhenti.
Suasana jalanan Jakarta terpantau ramai lancar saat PSBB, Minggu (17/5). Foto: Antara/Nova Wahyudi
"Dari pertanyaan itu kami peroleh hasil ada 71 persen warga mayoritas merasa kondisi ekonomi rumah tangganya sekarang lebih buruk atau jauh lebih buruk dibanding sebelum ada wabah COVID. Jadi 61 persen tambah 10 persen jadi lebih buruk atau jauh lebih buruk,” ujar Deni.
"Sisanya 17 persen mengatakan tidak ada perubahan. 9 persen tambah 2 persen itu 11 persen mengatakan lebih baik atau jauh lebih baik," tambahnya.
Deni menjelaskan kondisi ekonomi rumah tangga setiap saat bisa berubah, seiring kebijakan yang diambil pemerintah seperti new normal. Ia menuturkan pihaknya juga mencari tahu penilaian masyarakat mengenai kondisi ekonomi nasional.
ADVERTISEMENT
"Bagaimana publik menilai ekonomi nasional secara umum dengan pertanyaan yang sama. Ada 81 persen warga menilai kondisi ekonomi nasional sekarang lebih buruk atau jauh lebih buruk dibanding tahun lalu," tutur Deni.