Tahun Depan, Amartha Targetkan Salurkan Pinjaman Rp 3 Triliun

6 November 2019 17:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Media Briefing Amartha “Dampak Teknologi Finansial dalam Pemberdayaan Perempuan di Desa” di GoWork FX Sudirman, Jakarta, Rabu (6/11). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Media Briefing Amartha “Dampak Teknologi Finansial dalam Pemberdayaan Perempuan di Desa” di GoWork FX Sudirman, Jakarta, Rabu (6/11). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) menargetkan bisa menyalurkan pinjaman modal mencapai Rp 3 triliun pada tahun 2020.
ADVERTISEMENT
Sementara sepanjang tahun ini hingga Oktober, pihaknya telah menyalurkan Rp 1,5 triliun. Sampai akhir tahun, ditargetkan bisa bertambah di angka Rp 1,7 triliun.
“Tahun depan, kira-kira 2 kali lipat (dibanding Oktober 2019), Rp 3 triliun mungkin ya. Mudah-mudahan,” ujar Chief Risk and Sustainability Officer Amartha, Aria Widyanto ketika ditemui di GoWork FX Sudirman, Jakarta Pusat, Rabu (6/11).
Penyaluran pinjaman modal tersebut, dia bilang, telah merambah ke para pengusaha mikro utamanya perempuan yang ada di 4.100 desa di seluruh Indonesia.
Aria menjelaskan, fintech Amartha itu memang berfokus untuk mengembangkan berbagai usaha mikro yang masih didominasi oleh sektor perdagangan. Adapun pinjaman modal di Amartha bisa dimulai dari Rp 3 juta dengan bunga sekitar 15 persen.
ADVERTISEMENT
“60 persen jenis pekerjaan Amartha itu pedagang. Dimulai dari pedgang makanan, sayuran, kelontong, warung jualan kerajinan. Misalnya ada pula yang pertanian, industri rumah tangga dan jasa serta home industry,” terang dia.
Naikkan Taraf Hidup Pengusaha Mikro
Hasil riset Center for Digital Society (CfDS) Universitas Gadjah Mada melaporkan PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) mampu menaikkan kesejahteraan pendapatan para mitra.
Media Briefing Amartha “Dampak Teknologi Finansial dalam Pemberdayaan Perempuan di Desa” di GoWork FX Sudirman, Jakarta, Rabu (6/11). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
Riset bertajuk “Peran Amartha dalam Meningkatkan Kesejahteraan Perempuan di Pedesaan” tersebut, dilakukan terhadap 88 responden mitra Amartha di delapan kota di Jawa yaitu Bandung, Bogor, Subang, Sukabumi, Banyumas, Klaten, Kediri, dan Mojokerto.
Sekretaris Eksekutif CfDS UGM, Dewa Ayu Diah Angendari mengatakan, kesejahteraan mitra pengusaha meningkat akibat adanya modal yang diperoleh di Amartha. Kenaikan pendapatan dari beberapa daerah itu bisa naik di kisaran jadi Rp 5 juta - Rp 10 juta perbulan yang awalnya Rp 1 juta - Rp 2 juta. Dan, yang tertinggi ada di Klaten.
ADVERTISEMENT
"Kenaikan tertinggi dirasakan oleh salah satu mitra Amartha di Klaten yang mengalami lonjakan pendapatan dari Rp 1,4 Juta menjadi Rp 10 Juta per bulan, jauh melampaui UMR Klaten senilai Rp 1.795.061," ujar Diah di GoWork FX Sudirman, Jakarta, Rabu (6/11).
Chief Risk and Sustainability Officer Amartha, Aria Widyanto menjelaskan, cara kerja Amartha ialah dengan membentuk komunitas di lingkup desa untuk bisa menyalurkan pinjaman.
Tak hanya meningkatkan kapasitas permodalan, ia menekankan, amartha juga memberikan pelatihan dan bimbingan untuk tata kelola keuangan.
"Dengan metode ini, Amartha dapat menjembatani kesenjangan yang muncul dari rendahnya tingkat pendidikan dan akses informasi perempuan di pedesaan," jelas dia.