Tahun Depan Garuda Indonesia Akan Fokus Perbaiki Rute Internasional

27 Desember 2019 14:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang pramugari berada di kursi penumpang pesawat Garuda Indonesia Airbus A330-900 Neo. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pramugari berada di kursi penumpang pesawat Garuda Indonesia Airbus A330-900 Neo. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Maskapai Garuda Indonesia akan fokus pada perbaikan rute penerbangan internasional pada tahun depan.
ADVERTISEMENT
Plt Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) Fuad Rizal menyebutkan, rute internasional hingga kini masih menderita kerugian.
"Jadi in general untuk memperbaiki rute internasional yang masih mengalami kerugian yang lumayan besar. Kita akan membuka network seluas-luasnya sehingga kita bisa membawa penumpang dari lain-lain," katanya saat konferensi pers Public Expose di Kantor Pusat Garuda Indonesia, Jakarta, Jumat (27/12).
Menurut Fuad, strategi ini menjadi salah satu upaya dari perseroan untuk meningkatkan pangsa pasar.
Plt Dirut Garuda Indonesia, Fuad Rizal, memberikan keterangan pada acara Paparan Tahunan PT Garuda Indonesia di kawasan Bandara Soekarno Hatta, Jumat (27/12). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Berdasarkan catatannya, hingga kuartal III 2019, penumpang internasional turun menjadi 3,2 juta dibanding periode yang sama tahun sebelumnya 3,5 juta penumpang. Sementara penumpang domestik turun menjadi 11,2 juta dibanding periode yang sama tahun sebelumnya 14,3 juta penumpang.
ADVERTISEMENT
"Kita akan memperbaiki rute internasional yang harus back bone (itu) kargo dan logistik," sambungnya.
Untuk mencapai target itu, Fuad membeberkan beberapa tantangan dalam mengembangkan rute internasional khususnya untuk kargo adalah kompetitor yang lebih besar.
"Sayangnya kargo ini pemain besar seperti Amazon, ebay sudah punya armada sendiri," jelasnya.
Fuad mengungkapkan, dari sisi kargo Garuda Indonesia juga mengalami penurunan 43,6 persen menjadi sekitar 256 ribu ton dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sekitar 453 ribu ton.