Tahun Lalu Merugi, Krakatau Steel Targetkan Untung Rp 324 M di 2018

20 Maret 2018 17:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pipa baja Krakatau Steel (Foto: Siti Maghfirah/ kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pipa baja Krakatau Steel (Foto: Siti Maghfirah/ kumparan)
ADVERTISEMENT
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) menargetkan dapat meraih laba sebesar USD 24 juta atau Rp 324 miliar (kurs Rp 13.500) di tahun 2018. Angka ini meningkat tajam dari kerugian tahun lalu sebesar USD 81,7 juta.
ADVERTISEMENT
Target ini akan ditopang dari rata-rata harga jual hot rolled coil (HRC) yang meningkat 32,6% dari USD 450 menjadi USD 597 pada tahun 2017. Rata-rata harga jual cold rolled coil (CRC) juga meningkat 20% atau dari USD 559 menjadi USD 672. Harga jual keduanya diharapkan meningkat kembali di tahun 2018.
Selain itu, menurut Direktur Utama Krakatau Steel Mas Wigrantoro Roes Setyadi, perusahaan juga terus meningkatkan efisiensi. Salah satunya dengan merampungkan pembangunan pabrik baru untuk blast furnace.
Ilustrasi kantor Krakatau Steel (Foto: Instagram @krakatau.steel)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kantor Krakatau Steel (Foto: Instagram @krakatau.steel)
Blast furnace kami harapkan selesai di semester I-2018 dan bisa diluncurkan untuk pemanasan baja (tungku pembakaran) yang bisa memberikan efisiensi. Jadi dengan peningkatan efisiensi dan penurunan biaya operasional, prospek memperbaiki kinerja lebih besar,” katanya dalam konferensi pers paparan kinerja perusahaan di Kawasan Industri Krakatau Steel, Cilegon, Selasa (20/3).
ADVERTISEMENT
Sementara itu, menurut Direktur Keuangan Krakatau Steel Tambok Setyawati, saat ini kinerja dari anak usaha Krakatau Steel baik untuk sektor baja dan non-baja telah mengalami perbaikan. Terutama PT Krakatau Bandar Samudera yang memiliki EBITDA (laba sebelum pajak) di atas industri dan akan melakukan Initial Public Offering (IPO) di semester dua tahun ini.
Sementara EBITDA perseroan secara keseluruhan meningkat 50,3% dari USD 103,24 juta di tahun 2016 menjadi USD 155,18 juta di 2017.
“Ini adalah dampak dari menurunnya kerugian sebelum pajak dari USD 134,5 juta menjadi USD 41,1 juta,” lanjutnya.
Sebelumnya, selama tahun 2012 hingga 2017, perusahaan selalu mengalami kerugian. Kerugian terbesar dialami perusahaan pada tahun 2015 dengan total rugi mencapai USD 320 juta.
ADVERTISEMENT
Di tahun 2016, perseroan masih merugi namun turun ke angka USD 172 juta. Sementara tahun 2017 kerugian kembali ditekan menjadi USD 81,7 juta.