Tak Capai Target APBN, Lifting Minyak 2023 Capai 605,5 Ribu Barel per Hari

12 Januari 2024 15:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) mengecek proses pengapalan lifting minyak mentah produksi PHR di Dumai Terminal Oil Wharf, Dumai, Riau, Rabu (22/12/2021). Foto: Nova Wahyudi/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) mengecek proses pengapalan lifting minyak mentah produksi PHR di Dumai Terminal Oil Wharf, Dumai, Riau, Rabu (22/12/2021). Foto: Nova Wahyudi/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatatkan realisasi lifting migas sepanjang tahun 2023, dengan lifting minyak mencapai 605 ribu barel per hari (BOPD).
ADVERTISEMENT
Realisasi tersebut tidak mencapai target yang ditetapkan APBN 2023 sebesar 660 BOPD alias hanya 92 persen, dan tidak mencapai target WP&B sebesar 621 BOPD atau 98 persen.
Selain itu, realisasi lifting minyak tersebut juga masih di bawah pencapaian tahun 2022 lalu sebesar 612,3 ribu BOPD, alias mengalami declining (penurunan) sebesar 1 persen.
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, menuturkan realisasi reserves replacement ratio (RRR) di tahun 2023 mencapai 123,5 persen. Menurutnya, Indonesia berhasil mempertahankan RRR selalu di atas 100 persen.
"Kemudian lifting minyak memang masih di bawah tahun lalu, yaitu 605 (ribu BOPD), namun penurunan kita bisa kita perkecil dari tahun sebelumnya," ungkapnya saat konferensi pers, Jumat (12/1).
Menurut Dwi, penurunan lifting minyak di tahun 2023 berhasil ditekan. Pasalnya, jika dibandingkan penurunan lifting di tahun 2022 lalu mencapai 7 persen.
ADVERTISEMENT
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, menjawab pertanyaan wartawan di Jakarta, Kamis (31/11). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
"Mudah-mudahan ini terus akan kita bisa kurangi dan kalau bisa tahun depan benar-benar sudah tidak ada decline," tuturnya.
Berbeda dengan lifting minyak, lanjut Dwi, lifting atau salur gas sepanjang tahun 2023 sudah tidak mengalami penurunan. Realisasi salur gas di tahun 2023 naik (incline) 1 persen menjadi 5.378 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).
"Untuk gas sudah bisa online dan insya allah akan incline lagi di tahun 2024 setelah Tangguh Train 3 akan jalan lebih baik lagi selama 1 tahun, kalau tahun lalu Train 3 hanya jalan sebentar," ungkapnya.

Realisasi Produksi Migas

Sementara itu, Dwi juga mengungkapkan produktivitas migas Indonesia sepanjang tahun 2023 bisa dikatakan terus membaik, karena penurunan produksi minyak bisa ditekan, sementara produksi gas sudah meningkat.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan catatan SKK Migas, penurunan produksi minyak nasional berkisar 3-4 persen per tahun, kemudian diperparah dengan lapangan EMCL yang memasuki fase decline, penurunan produksi minyak bisa 7 persen per tahun.
"Untuk produktivitas kegiatan terlihat di minyak, decline terjadi dari tahun-tahun sebelumnya sempat incline di 2016 karena Banyuurip berproduksi, kemudian setelah itu turun sekitar 6 persen dan tahun 2023 kita bisa 1,2 persen," papar Dwi.
Sementara itu, produksi gas sudah mengalami peningkatan sebesar 2,2 persen. Hal ini didukung dengan berproduksinya (on stream) JTB, HCML, Tangguh Train 3, Belida North East, BP Berau, dan lain sebagainya. "Kalau untuk produksi gas malah sudah incline sebesar 2,2 persen," kata Dwi.