Tak Hanya China, Produsen Mobil Ford Ikut Bangun Smelter Nikel Punya Vale

21 Juli 2022 20:16 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ford Puma Rally1. Foto: Ford Media Center
zoom-in-whitePerbesar
Ford Puma Rally1. Foto: Ford Media Center
ADVERTISEMENT
Proyek pengembangan fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) nikel milik PT Vale Indonesia Tbk (INCO) yang belum lama ini menggandeng Zhejiang Huayou Cobalt Co., Ltd (Huayou) dari China, kini kedatangan investor baru. Dia adalah produsen mobil dunia Ford Motor Co (Ford).
ADVERTISEMENT
Vale dan Ford menandatangani nota kerja sama yang tidak mengikat dalam kerja sama di Indonesia untuk memproses bijih nikel yang ditambang oleh Vale di Blok Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara. Sebelumnya Vale menggandeng Sumitomo Metal Mining Co. Ltd (SMM) untuk membangun smelter ini. Namun, perusahaan asal Jepang itu memutuskan mundur.
Kerja sama ketiga perusahaan ini mengacu pada kerangka perjanjian yang telah disepakati antara PT Vale dan Huayou pada 27 April 2022, terkait pengembangan fasilitas pengolahan High-Pressure Acid Leaching (HPAL) di Blok Pomalaa. Total kapasitas produksi hingga mencapai 120.000 metrik ton kandungan nikel per tahun dalam bentuk mixed hydroxide precipitate.
“Kami senang Ford turut dalam kemitraan untuk Proyek HPAL di Blok Pomalaa. Proyek ini semakin menegaskan jika keberadaan Indonesia dalam industri mobil listrik dunia begitu penting, hal itu ditopang dengan dukungan masyarakat dan sumber daya alam yang tentunya berdampak pada pertumbuhan ekonomi dengan tetap mengedepankan praktik pertambangan berkelanjutan," kata CEO dan Presiden Direktur PT Vale Febriany Eddy melalui keterangan tertulis, Kamis (21/7).
Direktur Utama PT Vale Indonesia Tbk Febriany Eddy. Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
Febriany juga berterima kasih terkait dukungan pemerintah Indonesia pada proyek tersebut. Dia berharap dapat terus bersinergi dengan para pemangku kepentingan untuk menciptakan nilai dan peluang jangka panjang berkelanjutan terutama bagi masyarakat di sekitar perusahaan beroperasi.
ADVERTISEMENT
Wakil Presiden Eksekutif Base Metals Vale sekaligus Komisaris Utama PT Vale, Deshnee Naidoo, mengatakan pihaknya memiliki rekam jejak operasi selama beberapa dekade di Indonesia dalam memproduksi nikel secara aman dan berkelanjutan.
"Kami berharap dapat bekerja sama dengan mitra lain yang sejalan dalam senantiasa mengedepankan aspek keberlanjutan pada generasi baru proyek pengembangan yang di desain untuk memberikan dampak minimal terhadap lingkungan serta bermanfaat bagi sosial ekonomi lokal dan nasional di masa depan,” ungkap Naidoo.

Nikel Vale Bakal Dipakai untuk Mobil Listrik Ford

Sementara itu, Wakil Presiden Ford Model e EV Industrialization, Lisa Drake, mengungkapkan kerja sama tiga pihak ini tentunya adalah cara yang kreatif untuk memastikan kebutuhan nikel Ford dan jutaan pelanggan kendaraan listrik Ford bisa terpenuhi.
Seorang pekerja mengawasi aliran logam cair panas yang mengalir dari tungku di pabrik nikel Vale, di Sorowako, Sulawesi Selatan. Foto: Shutter Stock
"Hal ini juga selaras dengan apa yang ingin dicapai Ford dalam setiap prosesnya, yakni senantiasa berkomitmen menjaga lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) saat ini dan di masa depan," terang Lisa.
ADVERTISEMENT
Executive Vice Chairman dari Huayou, George Q. Fang, menjelaskan sebagai salah satu penghasil material baterai Li-ion dunia terdepan, Huayou telah melakukan upaya-upaya yang konsisten dalam menjalankan keseluruhan cakupan industri dari Nikel dan Kobalt untuk menjadi material baterai katoda dengan emisi karbon sangat rendah.
"Kemitraan bersama Ford dan PT Vale ini tidak hanya akan menjamin suplai yang stabil dan berkelanjutan untuk pelanggan, namun juga akan membawa dampak positif pada perkembangan industri EV dan ekonomi Indonesia," kata
Penyelesaian pembangunan fasilitas HPAL dan mulai beroperasi ditargetkan terwujud pada 2025, bergantung pada negosiasi dan pelaksanaan kesepakatan definitif.