Tak Hanya Jakarta, Jepang Berminat Bangun MRT di Kota-kota Lain

10 Januari 2020 20:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rangkaian kereta MRT melintas di bawah Halte Transjakarta Centrale Stichting Wederopbouw (CSW) koridor 13 di Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
zoom-in-whitePerbesar
Rangkaian kereta MRT melintas di bawah Halte Transjakarta Centrale Stichting Wederopbouw (CSW) koridor 13 di Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menjadi pendatang baru di moda transportasi massal, MRT Jakarta berhasil membangun budaya baru dalam bertransportasi publik.
ADVERTISEMENT
Mulai beroperasi sejak Maret 2019, MRT Jakarta yang merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di bawah Pemprov DKI Jakarta ini telah berhasil mencatatkan capaian yang positif. Misalnya ketepatan waktu yang menyentuh 100 persen, jumlah penumpang yang melampaui target hingga mengantongi cuan.
Melihat kesuksesan MRT Jakarta, Japan International Cooperation Agency (JICA) pun mengutarakan niatnya untuk membangun MRT di kota-kota besar lain di Indonesia.
“Kami mendapatkan permintaan dari pemerintah Indonesia, kami siap untuk mempertimbangkan bekerja sama di kota lain. Karena melihat kesuksesan di Jakarta,” ungkap Kepala Perwakilan Kantor JICA Indonesia Shinichi Yamanaka di Stasiun MRT Asean, Jakarta, Jumat (10/1).
Chief Representative JICA Indonesia Office, Shinichi Yamanaka. Foto: Resya Firmansyah/kumparan
Seperti diketahui, sumber dana pembangunan MRT Jakarta fase I seluruhnya berasal dari pinjaman pemerintah Jepang, melalui JICA.
ADVERTISEMENT
Awalnya, penumpang MRT Jakarta ditargetkan hanya 65.000 sehari. Namun, saat ini sudah mencapai sekitar 90.000 penumpang setiap harinya. Jumlah penumpang itu tentu menambah penghasilan MRT dari segi pembelian tiket.
Berdasarkan catatan kumparan, per November 2019 lalu, Direktur Utama MRT Jakarta William Sabandar mengungkapkan, pihaknya sudah mendapatkan pemasukan mencapai Rp 1 triliun dan menghasilkan laba mencapai Rp 70 miliar.
Sementara dari segi pendapatan nontiket, MRT Jakarta mengandalkan adanya periklanan, penamaan stasiun, ritel dan UMKM, sampai telekomunikasi. Total dari pendapatan nontiket diklaim mencapai Rp 225 miliar.