Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya
Tak Hanya Keruk Batu Bara, PTBA Mau Kembangkan Petrokimia dan Bangun PLTS
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PTBA Arviyan Arifin mengatakan, transformasi model bisnis ini dilakukan karena saat ini dunia memasuki era transisi energi dari fosil ke energi terbarukan (EBT). Karena itu, perusahaan juga mulai membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS ) di bandara.
"Kita transformasi ke EBT, bangun PLTS di Bandara Soekarno-Hatta milik PT Angkasa Pura II sebagai percontohan. Kita akan lakukan dengan pola yang sama di semua bandara AP II dan juga AP I," ujar dia dalam konferensi pers Paparan Kinerja Kuartal III 2020 secara virtual, Jumat (6/11).
Tak hanya membangun PLTS di bandara, PTBA juga akan membangun PLTS di lahan pasca tambang yang selama ini dikeruk perusahaan. Area yang akan dipakai pertama berada di Ombilin, Sawahlunto, Sumatera Barat. Potensi listrik yang bisa dihasilkan dari area tersebut mencapai 200 Megawatt (MW).
ADVERTISEMENT
"Di lahan pasca tambang, kapasitas bisa sampai 200 MW dan kita akan mulai di awal 100 MW. Ini sudah bicarakan juga dengan PLN dan mudah-mudahan di 2023 bisa terealisasi," kata Direktur Pengembangan Usaha Fuad Iskandar di acara yang sama.
Gasifikasi Batu Bara
Untuk bisnis hilirisasi, perusahaan akan mengubah batu bara menjadi gas untuk menghasilkan berbagai produk turunan seperti Dimethyl Ether (DME) yang akan menjadi substitusi bahan baku LPG. Untuk proyek gasifikasi, perusahaan bakal meneken kontrak dengan Air Product dari Amerika Serikat.
PTBA menjanjikan kesepakatan kedua pihak ini akan dirampungkan akhir bulan, hampir dua tahun setelah gagasan gasifikasi dimulai pada masa Menteri BUMN dijabat Rini Soemarno. Jika sepakat, Air Product akan berinvestasi dengan modal USD 2,1 miliar, sedangkan PTBA tidak ikut urunan karena hanya akan memasok kebutuhan batu bara dalam proyek ini.
Produk DME ini akan dibeli PT Pertamina (Persero) untuk diolah menjadi LPG. Tapi, Arviyan belum mau membocorkan berapa harga DME yang akan dibeli Pertamina.
ADVERTISEMENT
Bangun Pabrik Petrokimia di Tanjung Enim
Menyadari banyaknya produk turunan yang akan dihasilkan dari proses gasifikasi batu bara, Arviyan mengungkapkan 30 tahun mendatang area tambang di Tanjung Enim kemungkinan akan bertransformasi menjadi pabrik petrokimia .
Sebab tak hanya DME, gasifikasi ini juga bisa menghasilkan produk seperti metanol yang bisa diubah menjadi amonia, bahan untuk membuat pupuk urea. Gasifikasi batu bara juga bisa menghasilkan polipropilen dan polyester yang menjadi bahan baku tekstil. Kata dia, di China, polyester sudah dibuat pakai batu bara, bukan lagi minyak mentah.
"Jadi, inilah ke depan 30 atau 50 tahun lagi, di lokasi Tanjung Enim ini nanti akan berdiri industri petrokimia, bukan lagi tambang batu bara. Tapi feedstock-nya dari batu bara itu sendiri yang secara sumber daya ada 8 miliar ton. Kalau kita manfaatkan, kita sangat independen menghasilkan produk hilir," katanya.
ADVERTISEMENT