Tak Ingin Lagi Impor Gula, Jokowi Minta Bibit Tebu & Mesin Pabrik Diganti Baru
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Agar langkah itu terwujud, ia meminta untuk mesin pabrik pengolah gula diganti mesin baru yang lebih baik. Dengan mesin baru, bisa meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi gula serta membantu kinerja para petani tebu .
"Sangat banyak sekali yang masih kita butuhkan dari urusan tebu ini. Oleh sebab itu, kerja sama yang baik antara petani dengan pabrik gula, pabrik gulanya sendiri yang mesin-mesin lama ini juga akan segera semuanya kita ubah semuanya dengan mesin-mesin modern sehingga rendemennya tinggi, petaninya juga diuntungkan karena rendemenya naik," ujarnya saat menghadiri acara 'Bioetanol Tebu untuk Ketahanan Energi' di Pabrik Bioetanol PT Enero Jalan Raya Gempolkerep, Kecamatan Gedeg, Mojokerto, Jawa Timur pada Jumat (4/11).
Jokowi menegaskan, penggunaan mesin lama akan mempersulit produksi pengolahan gula dalam jumlah banyak.
ADVERTISEMENT
Selain itu, menurutnya, untuk menghasilkan produksi gula yang baik juga harus memilih kualitas bibit tebu yang bagus pula.
"Kuncinya memang bibit yang baik, mesin dengan rendemen memberikan rendemen yang baik juga kepada petani. Kuncinya hanya ada di situ dan ini memang memerlukan investasi yang tidak sedikit, memerlukan uang yang tidak sedikit tetapi sudah kita niatkan untuk mengubah ini," ucap dia.
Lebih lanjut, Jokowi mengungkapkan bahwa produksi gula juga dapat digunakan untuk energi terbarukan yakni Bioetanol. Produk dari pengolahan gula tebu yakni molase ini dapat membangun industri Bioetanol .
Produk hilir dari Bioetanol tersebut dapat digunakan untuk pengganti Bahan Bakar Minyak (BBM) yang saat ini banyak digunakan, termasuk memperkuat ketahanan energi nasional.
"Kita juga tahu separuh dari energi BBM yang kita gunakan itu 50 persen itu kita impor semuanya. Supaya kita tahu tidak boleh kita terus-teruskan ini karena kita kalau tebu ini berhasil," terang dia.
ADVERTISEMENT
Reporter: Farusma O. Verdian