Tak Jadi Hari Ini, Peluncuran Alat Tes Corona Bio Farma Diundur 20 Mei 2020

18 Mei 2020 10:55 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugasmenunjukkan hasil negatif pada alat pemeriksaan cepat (rapid test) COVID-19 di kawasan Relokasi Pasar Johar, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (14/5). Foto: ANTARA FOTO/Aji Styawan
zoom-in-whitePerbesar
Petugasmenunjukkan hasil negatif pada alat pemeriksaan cepat (rapid test) COVID-19 di kawasan Relokasi Pasar Johar, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (14/5). Foto: ANTARA FOTO/Aji Styawan
ADVERTISEMENT
PT Bio Farma (persero) berencana meluncurkan produksi alat tes virus corona berupa rapid test berbasis real time polymerase chain reaction atau PCR pada 18 Mei 2020.
ADVERTISEMENT
Namun, Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir mengungkapkan, rencana peluncuran tersebut diundur menjadi 20 Mei 2020 mendatang.
"Di-reschedule ke tanggal 20 Mei (2020)," ujar Honesti dikonfirmasi kumparan, Senin (18/5).
Honesti menuturkan, mundurnya peluncuran alat tes corona yang ditargetkan bisa produksi sebanyak 50 ribu unit per pekan tersebut, tak lepas dari perubahan rencana peluncuran serentak produk penanganan COVID-19 oleh Presiden Joko Widodo.
"Ada rencana Presiden yang bakal launching, berbarengan dengan semua produk penanganan COVID-19 lainnya," ujarnya.
Alat tes corona Bio Farma berbasis RT-PCR ini diproduksi bekerja sama dengan RSPAD Gatot Subroto, startup Nusantic, BPPT, dan lembaga Eijkman.
Gedung Bio Farma di Bandung. Foto: Shutter Stock
Kit RT-PCR lokal ini pun sudah terdaftar dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 62 Tahun 2017 tentang Izin Edar Alkes, Alkes Diagnostic In Vitro dan PKRT.
ADVERTISEMENT
Upaya memproduksi alat tes corona Bio Farma ini tak terlepas dari keberadaan Task Force dan Inovasi Teknologi Penanganan Covid-19 (TFRIC19) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Test kit ini diklaim sebagai buatan dalam negeri.
Juru Bicara Kementerian BUMN, Arya Sinulingga, mengatakan diproduksinya kit RT-PCR oleh perusahaan negara akan menekan impor. Kementerian akan mendorong BUMN lain berinovasi membuat alat kesehatan lain yang mendukung penanganan virus corona.
"Selama ini kan kita impor dan ini (Bio Farma) sudah bisa kita produksi 50 ribu setiap minggunya atau 200 ribu sebulan. Ini sudah mulai dikerjakan," kata Arya dalam keterangannya, Selasa (12/5).
Arya berharap dengan sudah munculnya alat-alat kesehatan lokal, bisa memacu industri farmasi mandiri dalam memproduksi alat-alat kesehatan yang dibutuhkan.
ADVERTISEMENT
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.