Tamatan SMP dan Pernah Bangkrut, Ini Cerita di Balik Suksesnya Anne Avantie

11 Februari 2021 13:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anne Avantie Fashion Show Foto: Garin Gustavian/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Anne Avantie Fashion Show Foto: Garin Gustavian/kumparan
ADVERTISEMENT
Siapa tak kenal Anne Avantie. Salah satu perancang busana dari Indonesia yang terkenal dengan berbagai koleksi kebayanya.
ADVERTISEMENT
Buah tangannya itu melambung hingga internasional, kerap dipakai selebriti hingga Miss Universe. Selain itu, perempuan berdarah Tionghoa kelahiran Semarang ini, juga aktif di aksi sosial lewat rumah singgah Wisma Kasih Bunda yang ia dirikan.
Di balik kesuksesannya itu, siapa sangka Anne Avantie juga pernah merasakan yang namanya susah. Ini diakuinya sendiri saat menjadi pembicara dalam Women's Roles in Business and Leadership during the Global Pandemic, Kamis (11/2).
Pangkal mula kesusahan ia alami kala kerusuhan 1998 bergejolak. Satu-satunya toko milik ibunya di Solo, dibakar massa dalam insiden nahas itu.
"Apa yang sudah terjadi dalam perjalanan karier 31 tahun Anne Avantie? Ada masa sulit. Peristiwa 1996 ketika ibu saya menderita kanker stadium 3b rasanya semua habis bagi saya, ayah saya meninggal umur 45 tahun, ibu jadi ibu tunggal usia 38 tahun," cerita Anne dalam webinar yang digelar Kamis (11/2).
Pagelaran Busana Anne Avantie di IFW 2018 Foto: Garin Gustavian/kumparan
"Tahun 1998 saat itu kami korban kerusuhan Solo. Toko saya dan mami satu satunya tempat menghidupi saya dan keluarga dibakar massa," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Padahal sang ibunda merupakan tulang punggung keluarga saat itu. Sementara ia sendiri, hanya tamatan SMP dan mengakui tak melek sama sekali dengan teknologi.
"Saya merasa kemampuan terbatas, saya lulusan SMP. Saya punya keterbatasan, saya tidak tahu teknologi internet, laptop," ujarnya.
Apa yang dia pelajari dari sederet kesulitan itu ialah berusaha untuk tidak trauma dan bangkit dari depresi. Sebab depresi ia yakini membuat ide kreatif tak akan muncul.
Buat memulai bisnis, merancang busana yang memang ia gemari, menurutnya hal terpenting saat itu ialah membangun kembali sebuah brand, berusaha tak memikirkan masalah, dan mengesampingkan omongan negatif dari luar.
"Pada saat saya membangun brand Anne Avantie, saya tidak akan membuktikan kepada manusia ketika saya berjuang. Masalah orang suka tidak suka, saya tidak bisa memaksakan itu. Karena itu masalah pertama yang diselesaikan pikiran, baru kita bisa memberikan ide," ujar Anne.
ADVERTISEMENT