TaniHub, Omzet Melejit Saat Corona

8 Juni 2020 16:36 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
CEO TaniHub Group, Ivan Arie Sustiawan. Foto: TaniHub
zoom-in-whitePerbesar
CEO TaniHub Group, Ivan Arie Sustiawan. Foto: TaniHub
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pandemi COVID-19 atau virus corona telah berdampak negatif terhadap aktivitas bisnis dan perekonomian di Indonesia. Akibatnya, banyak perusahaan harus mengalami penurunan omzet sangat tajam, sehingga berujung pada merumahkan hingga melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
ADVERTISEMENT
Namun tak semua industri terdampak COVID-19. Bisnis produk pangan secara online melalui aplikasi e-commerce termasuk salah satu yang memperoleh berkah selama pandemi virus corona, khususnya saat pemerintah merekomendasikan karyawan bekerja dari rumah atau Work From Home (WFH) hingga penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk memperlambat penyebaran wabah COVID-19.
Warga di kota-kota besar seperti Jabodetabek, Bandung hingga Surabaya memilih memesan kebutuhan pangan via aplikasi tanpa harus keluar rumah dan tanpa perlu berinteraksi dengan orang lain.
TaniHub Group salah satu e-commerce pertanian yang ikut merasakan dampak positifnya. Omzet dan jumlah pelanggan baru melesat.
Pada edisi The CEO kali ini, kumparan pada Selasa (14/4), mewawancarai CEO dan Co-Founder TaniHub Group, Ivan Arie Sustiawan secara online selama 1 jam. Pria yang memiliki latar belakang akuntan dan lama berkecimpung di industri keuangan hingga ritel itu berbagi pengalaman membesarkan TaniHub, termasuk mengenai peningkatan penjualan dan bisnis perusahaan selama masa pandemi virus corona.
ADVERTISEMENT
Ivan mengaku penjualan di TaniHub untuk segmen ritel atau business to customer melesat hingga 300 persen selama masa pandemi. Peningkatan terbesar datang dari wilayah Jabodetabek atau daerah awal kebijakan kerja dari rumah diterapkan.
"Selama kondisi outbreak ini, penjualan buah, sayur, sembako, dan hasil tani lainnya pada TaniHub Group mengalami peningkatan tajam, karena komoditas pertanian ini adalah kebutuhan dasar masyarakat," kata Ivan.
CEO & Co-Founder TaniHub Group, Ivan Arie Sustiawan. Foto: dok. TaniHub
Selain Jabodetabek, peningkatan penjualan hingga konsumen baru juga terjadi di kota Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan Denpasar. Jumlah user atau pelanggan baru juga meningkat hingga 100 persen, sedangkan segmen pasar business to business yang melayani skala grosir seperti restoran hingga hotel mengalami penurunan.
Lanjut Ivan, TaniHub Group melalui TaniSupply juga menjalankan proses bisnis dengan ketat dan terstandarisasi dari hulu di petani, hingga masuk ke gudang dan dikirimkan ke konsumen.
ADVERTISEMENT
TaniHub juga menyediakan opsi penerimaan barang tanpa perlu bersentuhan secara langsung dengan kurir atau layanan Contactless Delivery. Pelanggan, lanjut Ivan, hanya perlu meninggalkan pesan di aplikasi di kolom ‘Info Tambahan’ jika ingin menggunakan opsi tersebut, kemudian kurir akan meninggalkan paket di pintu atau lobby pelanggan sambil memberikan notifikasi sehingga dapat meminimalisasi risiko kontak langsung.
"Dalam konteks pencegahan penularan COVID-19, kami menerapkan beberapa policy baru untuk melindungi keselamatan dan kesehatan karyawan, pelanggan, dan mitra kami," sebutnya
"Sedangkan untuk karyawan yang bekerja di kantor pusat atau Headquarters (HQ) Jakarta, kami berlakukan work from home sejak tanggal 16 Maret 2020. Proses penyemprotan disinfektan juga telah dilakukan di kantor HQ," sambungnya.
Para mitra petani TaniFund mencangkul lahan sebelum menanam bibit kentang granola di Ciwidey, Jawa Barat. Foto: Bhisma Adinaya/Tanihub Group

Naikkan Produktivitas Petani dengan Pembiayaan

TaniHub Group juga harus menjaga kualitas produk dari mitra-mitra petaninya. Hal ini penting untuk keberlangsungan bisnis. TaniHub secara berkala melakukan pembinaan terhadap para mitra petani yang telah mencapai 30.000 orang dan tergabung ke dalam 1.000 kelompok tani tersebut. Untuk meningkatkan kapasitas produksi dan memudahkan akses pendanaan para petani, TaniHub Group melalui layanan TaniFund menyediakan pembiayaan mikro. Luas tanam pun meningkat dengan pembiayaan ini. Keunggulan lain dari pembiayaan ini juga mampu mencegah petani terlilit praktik rentenir atau praktik ijon yang sangat merugikan.
ADVERTISEMENT
“Makanya kita ada finansial eksklusif, jadi kita tidak semata-mata menjadi jembatan lender dan borrower (TaniFund), tapi kita juga mengedukasi petaninya,” ungkapnya dalam kesempatan berbeda.

Baru Dapat Pendanaan Rp 261 Miliar

Startup TaniHub Group belum lama ini mendapatkan pendanaan baru Seri A atau Seri A Plus sebesar USD 17 juta atau setara dengan Rp 261,8 miliar (kurs dolar Rp 15.400). Pendanaan tersebut dipimpin oleh Openspace Ventures bersama Intudo Ventures, dengan partisipasi dari para investor baru yaitu UOB Venture Management, Vertex Ventures, BRI Ventures, Tenaya Capital dan Golden Gate Ventures.
Ivan menjelaskan, pendanaan tersebut akan digunakan untuk mendukung sejumlah inovasi mulai dari ekspansi warehouse, peningkatan kapasitas packing and processing center (PPC) di Malang, serta penambahan fitur dan layanan di TaniFund.
ADVERTISEMENT
"Itu semuanya secara langsung/tidak langsung akan mempengaruhi kapasitas produksi petani," sebutnya.
Infografik The CEO Tanihub Group. Foto: kumparan
Sebelumnya, TaniHub Group juga telah memperoleh pendanaan seri A senilai USD 10 juta yang dipimpin oleh Openspace Ventures. Selain itu, investor lainnya yang ikut mendukung pendanaan ke TaniHub Group seperti Intudo Ventures, Golden Gate Ventures, dan the DFS Lab, akselerator fintech yang didanai oleh Bill dan Melinda Gates Foundation. Investor lainnya adalah Alpha JWC Ventures. Bila ditotal sejak berdiri tahun 2016, TaniHub Group telah memperoleh suntikan pendanaan dari investor sebesar USD 29 juta.
Meski terus mendapat suntikan pendanaan baru hingga memperluas pasar di dalam negeri, startup yang berdiri sejak 2016 tersebut belum berencana melebarkan sayapnya ke luar negeri.
"Mengingat masih besarnya potensi di dalam negeri yang harus kami garap, fokus kami saat ini masih tertuju pada ekspansi domestik, terutama di Indonesia Timur," tutupnya.
ADVERTISEMENT