Target Inflasi hingga Harga Minyak di APBN 2020 Meleset

6 Januari 2021 16:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan Sri Mulyani. Foto: Lukas - Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani. Foto: Lukas - Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani melaporkan realisasi APBN 2020. Sejumlah asumsi makro meleset dari dari target di tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Untuk inflasi, realisasi selama 2020 hanya 1,68 persen. Angka ini merupakan yang terendah sepanjang masa Indonesia.
"Untuk inflasi selama 2020 sebesar 1,68 persen dari target APBN awal targetnya 3,1 persen," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa, Rabu (6/1).
Sementara untuk pertumbuhan ekonomi ditargetkan 5,3 persen dalam APBN 2020. Sedangkan pemerintah memproyeksi perekonomian selama tahun lalu minus 1,7 persen hingga minus 2,2 persen. Realisasi pertumbuhan ekonomi ini baru akan dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada 5 Februari 2021.
Menteri Keuanagn Sri Mulyani. Foto: Humas Kemenkeu
Selanjutnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terealisasi Rp 14.577. Kurs rupiah ini lebih besar dibandingkan target yang ditetapkan dalam APBN 2020 sebesar Rp 14.400 per dolar AS.
Tingkat bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 3 bulan sebesar 3,19 persen. Adapun target yang ditetapkan lebih tinggi dalam APBN 2020, yakni 5,4 persen.
ADVERTISEMENT
Harga minyak mentah Indonesia (ICP) terealisasi USD 40 per barel, lebih rendah dari yang ditetapkan dalam APBN 2020 sebesar USD 63 per barel.
Lifting minyak terealisasi 705 ribu barel per hari, lebih rendah dari yang ditetapkan 755 ribu barel per hari. Begitu juga dengan lifting gas yang hanya 983 ribu barel setara minyak per hari, lebih rendah dari target tahun ini 1,19 juta ribu barel setara minyak per hari.