Target Kesejahteraan Petani dan Nelayan Naik di 2022, Begini Rinciannya

8 Juni 2021 18:50 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petani menunjukkan bawang merah hasil panennya di lahan demplot Warungasem, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Jumat (21/5/2021) Foto: Harviyan Perdana Putra/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petani menunjukkan bawang merah hasil panennya di lahan demplot Warungasem, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Jumat (21/5/2021) Foto: Harviyan Perdana Putra/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Panitia kerja (panja) pertumbuhan ekonomi dan pembangunan nasional beserta pemerintah, sepakat menaikkan target nilai tukar petani (NTP) dan nilai tukar nelayan (NTN) di tahun depan. NTP disepakati mencapai 103-105, dari sebelumnya 102-103. Sementara NTN dari 102-105 menjadi 104-105.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengingatkan adanya berbagai risiko di tahun depan bagi para petani maupun nelayan. Seperti adanya perubahan iklim yang menyebabkan kenaikan frekuensi hujan serta potensi kenaikan harga komoditas pangan.
"Jadi apakah pola musim hujan akan terus continue di 2022, dan dampak dari perubahan musim hujan terhadap terutama tanaman petani seperti padi, dan kedua komoditas supercylce sedang terjadi, jadi harga pangan sekarang naik hampir 40-50 persen, harga komoditas termasuk pangan ini terjadi (kenaikan)," ujar Sri Mulyani saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Selasa (8/6).
NTP merupakan salah satu indikator untuk mengukur kesejahteraan petani. NTP adalah perbandingan antara Indeks harga yang diterima petani (It) dengan Indeks harga yang dibayar petani (Ib)
ADVERTISEMENT
NTP di atas 100, berarti petani mengalami surplus, yakni harga produksi naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya. Artinya, pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya.
Ilustrasi kapal nelayan lokal. Foto: Dok: KKP
NTP sama dengan 100, berarti petani mengalami impas. Kenaikan/penurunan harga produksinya sama dengan persentase kenaikan/penurunan harga barang konsumsi. NTP kurang dari 100, berarti petani mengalami defisit.
Adapun per Mei 2021, NTP nasional mencapai 103,39, naik 0,44 persen dari bulan sebelumnya. Sementara Nilai Tukar Nelayan per Mei 2021 adalah 104,08 atau 0,78 persen dari bulan sebelumnya.
Komisi XI DPR RI bersama pemerintah menyepakati target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen hingga 5,8 persen, inflasi antara 2 persen hingga 4 persen, nilai tukar rupiah Rp 13.900 per dolar AS sampai Rp 15.000 per dolar AS, dan tingkat suku bunga SBN 10 tahun 6,32 hingga 7,27 persen.
ADVERTISEMENT
Sementara untuk target pembangunan, tingkat pengangguran ditargetkan antara 5,5 sampai 6,3 persen, tingkat kemiskinan 8,5 sampai sembilan persen, gini rasio 0,376 sampai 0,378, dan indeks pembangunan manusia (IPM) 73,41 sampai 73,46.