Tarif Pesawat Mahal Jadi Biang Kerok Inflasi April 2024 Sentuh 0,25 Persen

2 Mei 2024 11:56 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi tiket pesawat. Foto: Studio_G/shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tiket pesawat. Foto: Studio_G/shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan kelompok transportasi menjadi penyebab terbesar inflasi April 2024 mencapai 0,25 persen, terutama tarif angkutan udara alias pesawat.
ADVERTISEMENT
Adapun BPS melaporkan indeks harga konsumen (IHK) di April 2024 menunjukkan inflasi sebesar 0,25 persen dibandingkan bulan sebelumnya atau month to month (mtm). Sementara secara tahunan atau year on year (yoy), menunjukkan inflasi hingga 3 persen.
Meski begitu, Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, mengatakan tingkat inflasi bulanan April 2024 masih lebih rendah dari Maret 2024 yang mencapai 0,52 persen, maupun jika dibandingkan April 2023.
"Kelompok yang memberikan andil inflasi terbesar pada April 2024 adalah transportasi yaitu sebesar 0,12 persen, lebih tinggi dari andil tahun lalu hanya 0,01 persen," ujar Amalia saat konferensi pers di kantor BPS, Kamis (2/5).
Jika ditelusuri lebih lanjut, kata Amalia, kelompok transportasi menjadi penyumbang inflasi pada momen lebaran selama 5 tahun terakhir. Tingginya andil inflasi kelompok ini utamanya disebabkan komponen tarif angkutan udara dan antar kota.
ADVERTISEMENT
"Tarif angkutan udara mengalami inflasi 8,05 persen pada momen lebaran atau April 2204 setelah sebelumnya alami deflasi sebesar 0,97 persen pada Maret 2024," ungkap Amalia.
Sedangkan untuk tren inflasi tarif angkutan antar kota, lanjut dia, memang sudah terjadi sejak Februari 2024 dan masih berlanjut hingga April 2024.

Komponen Peredam Inflasi April 2024

Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Jumat (15/3). Foto: Dok. Plt. Kepala BPS
Amalia mencatat inflasi April 2024 yang bertepatan pada momen Lebaran, masih lebih rendah dari inflasi Maret 2024 yang bertepatan dengan awal Ramadan, dan lebih rendah jika dibandingkan inflasi pada momen lebaran di 3 tahun sebelumnya yaitu pada April 2023, Mei 2022, dan Mei 2021.
"Ini terjadi karena pada bulan ini komponen harga bergejolak mengalami deflasi setelah sebelumnya mengalami tekanan inflasi selama 7 bulan berturut-turut," jelas Amalia.
ADVERTISEMENT
Kelompok yang memberikan andil deflasi pada April 2024 yakni kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan sumbangan deflasi 0,01 persen. Hal ini terjadi setelah 3 tahun berturut-turut menjadi penyebab inflasi pada momen lebaran.
"Komoditas yang meredam inflasi pada bulan ini yaitu cabai merah, beras, telur ayam ras, dan cabai rawit dengan andil inflasi masing-masing sebesar 0,14 persen, 0,12 persen, 0,06 persen, dan 0,04 persen," tutur Amalia.
Amalia mengatakan, jika dilihat secara historis, sepanjang periode Januari 2021 hingga Maret 2024 komoditas cabai merah dan beras alami deflasi terdalam pada April 2024.
Selain itu, Amalia juga mencatat komoditas lain yang mengalami deflasi pada April 2024 yakni beras setelah mengalami inflasi 8 bulan berturut-turut sejak Agustus 2023. Hal ini seiring dengan peningkatan produksi beras.
ADVERTISEMENT
"Kita lihat dampaknya tingkat inflasi beras terus menurun hingga mengalami deflasi pada April 2024 sebesar 2,72 persen deflasinya, dan memberikan andil deflasi sebesar 0,12 persen," ungkapnya.
Meskipun terjadi deflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, Amalia menyebutkan masih ada beberapa komoditas pangan yang masih mengalami inflasi pada April 2024.
"Dari 10 komoditas yang memberikan andil inflasi tertinggi, 6 di antaranya adalah komoditas pangan, bawang merah adalah komoditas yang memberikan andil inflasi tertinggi dengan inflasi 30,75 persen, bawang merah memberikan andil inflasi sebesar 0,14 persen," tutur Amalia.