Telkom Dorong Kemandirian Disabilitas Lewat Program Kreasi Kaltara Inklusif

6 November 2025 11:40 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Telkom Dorong Kemandirian Disabilitas Lewat Program Kreasi Kaltara Inklusif
Telkom menghadirkan pelatihan wirausaha inklusif berbasis budaya, lingkungan, dan digitalisasi produk yang melibatkan 45 orang disabilitas dari berbagai komunitas.
kumparanBISNIS
Program “Kreasi Kaltara Inklusif”, sebuah inisiatif pemberdayaan yang membuka peluang wirausaha kreatif bagi penyandang disabilitas di Kalimantan Utara. Foto: Telkom
zoom-in-whitePerbesar
Program “Kreasi Kaltara Inklusif”, sebuah inisiatif pemberdayaan yang membuka peluang wirausaha kreatif bagi penyandang disabilitas di Kalimantan Utara. Foto: Telkom
Di tengah derasnya arus transformasi digital, masih ada kelompok masyarakat yang tertinggal dalam akses terhadap ekonomi dan kesempatan kerja. Salah satunya, kelompok penyandang disabilitas, yang sebenarnya punya potensi besar tak kalah besar untuk berkarya dan mandiri jika memperoleh ruang dukungan yang memadai.
Data Kementerian Ketenagakerjaan mencatat, dari total 5,17 juta penduduk usia kerja penyandang disabilitas, hanya sekitar 1,04 juta yang tergabung dalam angkatan kerja. Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) pun baru mencapai 20,14 persen, dengan tingkat pengangguran terbuka mencapai 10,8 persen. Angka ini menunjukkan masih lebarnya kesenjangan yang perlu dijembatani melalui pelatihan dan pemberdayaan berbasis keterampilan.
Sebagai respons nyata, Telkom Indonesia melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) menghadirkan pelatihan wirausaha inklusif berbasis budaya, lingkungan, dan digitalisasi produk, bertajuk “Kreasi Kaltara Inklusif”. Program ini merupakan sebuah inisiatif pemberdayaan yang membuka peluang wirausaha kreatif bagi penyandang disabilitas, khususnya perempuan, di Kalimantan Utara.
Pelatihan yang berlangsung di Tarakan, 17 Oktober 2025, ini melibatkan 45 orang disabilitas dari berbagai komunitas. Mereka dibekali dengan keterampilan, seperti membatik dengan motif khas Kalimantan Utara, meronce aksesoris tradisional Tidung, produksi vegan leather dari ampas kopi, hingga literasi digital dasar untuk memasarkan produk secara daring. Hasilnya, para peserta berhasil menciptakan berbagai karya unik seperti scarf, dompet, kalung, gelang, hingga gantungan kunci.
Program “Kreasi Kaltara Inklusif”, sebuah inisiatif pemberdayaan yang membuka peluang wirausaha kreatif bagi penyandang disabilitas di Kalimantan Utara. Foto: Telkom
Sebagai bentuk keberlanjutan, para pelaku usaha disabilitas juga akan diberi pendampingan oleh Rumah BUMN Telkom Tarakan. Seluruh produk akan dikurasi dan dipasarkan melalui katalog digital serta e-commerce, sebagai langkah awal membangun ekosistem wirausaha inklusif berbasis teknologi dan budaya lokal.
“Sebagai perusahaan digital telekomunikasi, Telkom Indonesia berkomitmen memperkuat kapasitas masyarakat melalui akses teknologi dan pemberdayaan ekonomi berbasis digital. Program ini tidak hanya menumbuhkan keterampilan baru, tetapi juga membuka peluang bagi penyandang disabilitas untuk berinovasi, berkarya, dan mandiri secara ekonomi,” ujar Senior General Manager Social Responsibility Telkom Indonesia, Hery Susanto.
Program “Kreasi Kaltara Inklusif” menjadi wujud nyata kolaborasi antara edukasi, ekonomi kreatif, dan teknologi dalam memperkuat daya saing masyarakat disabilitas di daerah. Dengan mengangkat potensi budaya lokal dan mengedepankan prinsip keberlanjutan, kegiatan ini menegaskan bahwa inovasi tidak hanya milik mereka yang sempurna secara fisik, tetapi juga milik semua yang memiliki semangat untuk tumbuh.
Program “Kreasi Kaltara Inklusif”, sebuah inisiatif pemberdayaan yang membuka peluang wirausaha kreatif bagi penyandang disabilitas di Kalimantan Utara. Foto: Telkom
Melalui program ini, Telkom Indonesia kembali menegaskan komitmennya terhadap pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), khususnya pada pilar Pendidikan, Inovasi Digital, dan Pemberdayaan Ekonomi. Inisiatif ini juga mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya poin 4 (Pendidikan Berkualitas), poin 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), serta poin 10 (Berkurangnya Kesenjangan).
Telkom percaya bahwa wirausaha inklusif berbasis digital adalah langkah nyata menuju masyarakat yang mandiri, kreatif, dan setara. Setiap individu, tanpa kecuali, memiliki ruang untuk berkembang dan memberi kontribusi bagi negeri.