Telkomsel dan East Ventures Sebut Investasi ke Startup di 2023 Masih Menjanjikan

22 November 2022 15:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
CEO Forum di Westin Jakarta, Selasa (22/11/2022).  Foto: Nabil Jahja/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
CEO Forum di Westin Jakarta, Selasa (22/11/2022). Foto: Nabil Jahja/kumparan
ADVERTISEMENT
Investasi di perusahaan rintisan atau startup dinilai masih menarik pada 2023. CEO Telkomsel Mitra Inovasi (TMI), Mia Melinda, mengungkapkan pihaknya berencana memberikan investasi lebih banyak kepada startup sebagai strategi di tahun depan.
ADVERTISEMENT
Mia menganggap startup dapat mendongkrak perekonomian nasional. Sehingga harus terus didorong peningkatan investasinya.
“TMI tentunya akan terus investasi ke startup. Kita percaya startup Indonesia punya potensi menjawab segala permasalahan bangsa. Kita akan terus gelontorkan dana, itu strategi kita tahun depan, sejalan dengan tahun ini,” kata Mia dalam acara Kompas100 CEO Forum bertajuk ‘Peluang Akselerasi Ekonomi Digital dan Pemulihan Ekonomi Nasional’ di Westin Jakarta, Selasa (22/11).
Sementara itu, Managing Partner dari East Ventures, Roderick Purwana, menjelaskan terdapat tantangan seperti konflik Rusia-Ukraina yang berimbas pada perekonomian Tanah Air, termasuk pada startup. Hal itu juga menyebabkan terjadinya perampingan karyawan di beberapa startup.
Namun, Roderick merasa investasi terhadap startup masih merupakan hal yang menguntungkan. Ia menyebut potensi ekonomi digital ke depannya masih sangat positif.
ADVERTISEMENT
“Kami dari sisi East Ventures melihat masih banyak investasi menarik yang bisa digarap dari investasi ke startup. Memang ada tantangan luar dalam, terutama geopolitical situation seperti Russia-Ukraina. Tapi kita lihat ini (untuk tahun depan), ekonomi digital masih sangat positif,” kata Roderick.
Neneng Goenadi, Country Managing Director Grab Indonesia. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Dalam kesempatan yang sama, Country Managing Director Grab Indonesia, Neneng Goenadi, memproyeksikan pasar ekonomi digital akan terus bertumbuh. Apalagi, kata Neneng, digitalisasi sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia, terutama sejak pandemi COVID-19.
“Enggak bakal berubah (pola hidup orang Indonesia), meskipun pandemi lebih lengang sekarang. Itu sudah menjadi DNA kalau saya katakan, 2 tahun itu cukup membuat behavior berubah,” tutur Neneng.