Tempe-Tahu Sumbang 13,56% ke Inflasi, BPS: Stok Kedelai Tipis dan Impor Lamban

1 Desember 2022 12:06 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja membersihkan kedelai yang akan dibuat menjadi tempe di Kota Karang, Telukbetung Timur, Bandar Lampung, Lampung, Rabu (23/2/2022). Foto: Ardiansyah/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja membersihkan kedelai yang akan dibuat menjadi tempe di Kota Karang, Telukbetung Timur, Bandar Lampung, Lampung, Rabu (23/2/2022). Foto: Ardiansyah/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat salah satu penyumbang inflasi terbesar berasal dari komoditas pangan tahu dan tempe. Hal tersebut disebabkan oleh stok kedelai yang mulai menipis hingga realisasi impor yang lamban.
ADVERTISEMENT
Secara tahunan atau year on year, tahu memberikan andil inflasi sebesar 12,43 persen dan secara bulanan atau month to month sebesar 2,12 persen. Sementara untuk komoditas tempe memberi andil 13,56 persen (yoy) dan secara bulanan sebesar 2,13 persen (mtm).
"Tahu tempe masih menyumbang inflasi atau masih mengalami kenaikan harga. Tahu dan tempe disebabkan stok kedelai dalam negeri yang semakin menipis sedangkan realisasi impor kedelai lamban," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto dalam konferensi pers di Gedung BPS, Kamis (1/12).
Berdasarkan laporan BPS, pada periode November 2022 terjadi inflasi sebesar 5,42 persen (yoy) dan secara bulanan sebesar 0,09 persen (mtm).
Harga Tempe hingga Minyak Goreng di Pasar Terpantau Mulai Naik Jelang Nataru
ADVERTISEMENT
Pekerja mengolah kedelai dalam pembuatan tahu di industri rumahan di kawasan Duren Tiga, Mampang, Jakarta, Rabu (31/8/2022). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
Setianto mengatakan berdasarkan data dari Chicago Board of Trade, harga kedelai sudah mengalami naik sejak September 2022. Naiknya harga kedelai menyebabkan kekhawatiran pedagang akan kenaikan produk olahan kedelai yaitu tempe dan tahu.
Berdasarkan pantauan kumparan di pasar Lembang, Tangerang, harga tempe rata-rata Rp 5.000 hingga Rp 7.000 per batangnya. Variasi harga tempe bergantung pada ukuran dan kemasan.
Untuk tempe kemasan daun dibanderol sekitar Rp 6.000 per batang. Sedangkan tempe kemasan plastik, dibanderol sekitar Rp 5.000 hingga Rp 7.000 per batang bergantung dengan ukuran dan ketebalan tempe tersebut.
"Untuk harga, sih, kita masih tetap dengan harga yang sama. Tapi kita perkecil ukurannya," ujar salah satu pedagang tempe bernama Novri, kepada kumparan, Selasa (29/11).
ADVERTISEMENT
Novri menjelaskan terkait efek mahalnya kacang kedelai dan kacang hijau yang berlangsung selama sebulan terakhir memengaruhi penjualan tempe dan tahu. Menurutnya, bahan baku tahu dari kacang hijau merupakan jenis tahu yang cukup mahal saat ini.
"Kita kan selalu dapet [tahu dan tempe] dari agen, yang jelas memang ukurannya diperkecil, terus juga kacang hijau lagi mahal juga, kalau untuk dijualnya kita tetap pakai harga yang sama. Mungkin berpengaruh ke keuntungan kita saja," sambung Novri.