Temui Luhut dan Sri Mulyani, Jepang Tertarik Investasi Miliaran Dolar

2 Desember 2019 19:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) berbincang dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe (ketiga kiri) dalam pertemuan bilateral di sela-sela KTT ke-35 ASEAN di Bangkok, Thailand, Senin (4/11/2019). Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) berbincang dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe (ketiga kiri) dalam pertemuan bilateral di sela-sela KTT ke-35 ASEAN di Bangkok, Thailand, Senin (4/11/2019). Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
ADVERTISEMENT
Rombongan Japan Bank for International Cooperation (JBIC) bertamu ke Indonesia. Mereka bertemu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Menteri BUMN Erick Thohir.
ADVERTISEMENT
Sri Mulyani mengatakan dalam pertemuan tadi, JBIC membahas mengenai berbagai kemungkinan kerja sama. Jepang tertarik terhadap proyek-proyek di Indonesia dan pendanaan di dalamnya.
"Karena JBIC sekarang memiliki flexibility dan ide-ide. Mereka tertarik dengan inisiatifnya Indonesia untuk membuat berbagai macam funding yang bisa melakukan investasi di sini," kata Sri Mulyani di kantor Luhut, Jakarta, Senin (2/12).
Pihak JBIC diwakili oleh Gubernur JBIC Tadashi Maeda melihat bahwa Indonesia sekarang dalam proses pembuatan pendanaan infrastruktur. Dengan membentuk funding seperti itu, kata Sri Mulyani, JBIC tertarik berpartisipasi di dalam bentuk kepemilikan atau equity financing.
Ilustrasi mata uang Yen. Foto: Shutterstock
Sektor-sektor yang dituju, kata Sri Mulyani, di antaranya hilirisasi tambang. Sebabnya karena Indonesia bakal hilirisasi dari proyek-proyek pertambangan terutama nikel yang memiliki potensi untuk menjadi produsen baterai elektrik di Indonesia seperti yang telah mereka lakukan investasi di berbagai negara.
ADVERTISEMENT
Mereka juga tertarik berinvestasi di sektor perumahan dan pembangunan fasilitas seperti Mass Rapid Transit sehingga nanti bisa dikombinasikan program pembangunan di bidang perumahan dengan pembangunan dari kota-kota di Indonesia. Tapi Sri Mulyani enggan menyebut dana yang bakal digelontorkan Jepang.
"Itu berarti bagus karena tidak menambah exposure terhadap utang," katanya.
Sementara Luhut Binsar Panjaitan mengatakan Jepang sangat tertarik pada rencana Indonesia yang ingin hilirisasi sektor tambang nikel yang merupakan bahan baku baterai kendaraan listrik. Proyek lainnya yang bikin Jepang tertarik adalah green energy dan hydropower di Kalimantan dan Papua.
Luhut mengaku belum bisa menyebut angka kerja sama dengan JBIC ke depannya. Tapi dia memperkirakan bakal bernilai miliar dolar Amerika Serikat.
"Dia sangat tertarik dengan itu dan mengatakan ini langkah yang hebat. Itu akan buat satu perubahan baru. Karena dunia mengarah ke green. Bisa begitu (puluhan miliar dolar AS) tapi saya belum tahu angkanya berapa," kata dia.
ADVERTISEMENT