Tepatkah Berinvestasi di Pasar Saham saat Pandemi Corona?

15 Juni 2020 7:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pergerakan saham.
 Foto: Antarafoto
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pergerakan saham. Foto: Antarafoto
ADVERTISEMENT
Pasar saham dalam negeri ikut terguncang karena dampak pandemi virus corona (COVID-19). Berdasarkan data RTI, Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG telah anjlok 22,53 persen sejak awal tahun (year to date). Hal ini pun membuat investor ragu-ragu untuk menaruh dana investasinya di pasar saham.
ADVERTISEMENT
Sering muncul pertanyaan, apakah saat ini masih merupakan waktu yang tepat untuk berinvestasi di pasar saham?
Portfolio Manager Equity PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Andrian Tanuwijaya mengatakan secara fundamental, pasar saham Indonesia masih menawarkan peluang yang menarik.
“Dengan memperhitungkan proyeksi pertumbuhan earnings tahun ini, dibandingkan dengan kinerja tahun berjalan IHSG per 3 Juni yang sudah turun 21 persen tampaknya potensi downside risk pasar saham Indonesia sudah semakin terbatas,” tulis Andrian dalam risetnya, Senin (15/6).
Di sisi lain, dalam beberapa waktu terakhir, IHSG juga sempat mencatatkan penguatan. Menurut Adrian, sama halnya dengan kondisi pasar global, penguatan pasar saham Indonesia juga didorong oleh optimisme investor terhadap pembukaan ekonomi secara bertahap.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, kecepatan pemulihan ekonomi pun menjadi kunci. Adrian mengatakan dirinya cukup optimistis bahwa Indonesia—dengan konsumsi domestik yang menjadi kontributor utama ekonomi—dapat mengalami pemulihan relatif lebih cepat.
Tentunya, pemulihan ekonomi ini tidak terlepas dari keberhasilan penanganan COVID-19. Sehingga hal ini juga menjadi menjadi kunci utama kembalinya keyakinan investor di pasar saham.
Ilustrasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Foto: ANTARA FOTO/ Wahyu Putro
Lalu bagaimana dengan outlook earnings di tahun depan?
Adrian mengatakan earnings pada 2021 diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang positif dikarenakan low base effect di tahun 2020. Pertumbuhan earnings pada umumnya akan sejalan dengan pertumbuhan PDB. Berdasarkan proyeksi lembaga internasional ataupun pemerintah Indonesia, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan bakal pulih di tahun 2021.
Akan tetapi besaran tingkat pemulihan pertumbuhan ekonomi masih belum pasti, sebab kondisi saat ini berkaitan dengan pandemi global yaitu kejadian luar biasa yang belum pernah terjadi sebelumnya di zaman modern. Artinya, tidak ada kejadian di masa lalu yang bisa dijadikan tolok ukur atau pembanding yang tepat untuk mengevaluasi yang terjadi saat ini.
ADVERTISEMENT
“Oleh sebab itu memang agak sulit untuk dapat memproyeksikan besaran angka pertumbuhan laba perusahaan bukan hanya untuk tahun 2021, namun juga untuk tahun 2020 ini,” ujarnya.
Pekerja melintas di depan layar yang menampilkan informasi pergerakan harga saham di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (31/3). Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Namun menurut Adrian, kondisi ini sesungguhnya menjadi tantangan sekaligus kesempatan bagi investor di pasar saham. Untuk itu setiap investor memerlukan strategi investasi guna mendorong kinerja portofolio di tengah pandemi COVID-19.
Untuk menyusun strategi tersebut, perlu diingat bahwa kondisi saat ini sudah jauh membaik jika dibandingkan dengan beberapa bulan yang lalu.
“Hal inilah yang mendasari penentuan strategi investasi kami, di mana secara bertahap penempatan portofolio dialokasikan kepada beberapa sektor siklikal seperti financial and consumer discretionary, yang selama tiga bulan terakhir mengalami tekanan akibat pandemi COVID-19,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Di samping itu investor juga bisa terus mencermati likuiditas dan volatilitas untuk memastikan pengelolaan investasi memberikan hasil optimal dengan risiko yang terkendali.