Terdampak Perang Rusia-Ukraina, Kalbe Farma Targetkan Laba Bersih 15% di 2022

19 Mei 2022 16:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gedung kantor PT Kalbe Farma Tbk. Foto: Kalbe
zoom-in-whitePerbesar
Gedung kantor PT Kalbe Farma Tbk. Foto: Kalbe
ADVERTISEMENT
Presiden Direktur PT Kalbe Farma, Vidjongtius, mengatakan perang Rusia dan Ukraina mengganggu rantai pasok secara global. Emiten farmasi ini tidak terlepas dari dampak kondisi tersebut.
ADVERTISEMENT
"Contohnya kenaikan harga minyak, biasanya akan berpengaruh kenaikan harga harga bahan kimia di dunia," ujarnya dalam konferensi pers Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Kalbe Farma virtual, Kamis (19/5).
Vidjongtius mengatakan, kebutuhan obat dan farmasi terus meningkat seiring harga bahan-bahan kimia yang naik. Selain itu, faktor fluktuasi kurs rupiah juga tidak bisa dihindari sehingga berimbas pada keuangan perusahaan.
Namun, Vidjongtius mengatakan target penjualan dan laba bersih Perseroan 11-15 persen. Target tersebut telah diinisiasi bersamaan dengan antisipasi Kalbe Farma menghadapi situasi tantangan global.
"Sejak akhir tahun 2021, Perseroan telah meningkatkan stok inventori. Dari laporan keuangan kami, jumlah inventori sudah menambah stok dalam rentang waktu 21 minggu,” pungkasnya.
Pada awal tahun 2022, Kalbe Farma merambah stok inventori menjadi satu bulan akibat gejolak situasi global belum bisa diperkirakan kapan berakhir. Vidjongtius berharap antisipasi ini dapat membuat kinerja Kalbe Farma menjadi lebih baik.
PT Kalbe Farma Tbk menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan. Foto: Dok. Kalbe Farma
Vidjongtius mengubah tantangan global menjadi inisiatif untuk mengkompensasi dari sisi produktivitas dan efisiensi. Kalbe Farma melakukan penghematan biaya produksi dari sisi efisiensi.
ADVERTISEMENT
Dengan pelonggaran protokol kesehatan pandemi Covid-19, produktivitas tenaga kerja dapat bertambah sehingga menekan biaya rantai pasok.
"Ada juga beberapa produk yang mengalami kenaikan harga. Inflasi sekitar 2 -3 persen saya kira hal yang wajar, dan kita naikkan harga dengan kisaran 1- 3 persen," katanya.
Dengan memanfaatkan teknologi digital, Kalbe Farma bisa beroperasional dengan lebih cepat dan efisien tanpa mengurangi kualitas layanan. Kombinasi usaha ini yang didorong Vidjongtius agar kenaikan harga bahan baku bisa ditekan.