Terhambatnya Impor Bikin Harga Gula Melambung
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menuturkan, pandemi virus corona membuat impor gula menjadi tersendat. Terhambatnya impor gula ini terjadi akibat beberapa negara melakukan lockdown atau karantina wilayah sehingga jalur perdagangan internasional menjadi terhambat di tengah penyebaran virus corona. Jadwal kedatangan gula impor akhirnya ikut tertunda.
“Kondisi tersebut membuat pasokan gula dari luar terhambat masuk ke dalam negeri dan membuat harga gula mengalami kenaikan,” ungkap Agus dalam keterangan resmi yang diterima kumparan, Senin (25/5).
Selain itu dari dalam negeri, distribusi juga terhambat akibat sejumlah daerah menerapkan PSBB. Di sisi lain, proses penggilingan tebu rata-rata baru dilakukan bulan depan sehingga gula konsumsi yang diproduksi di dalam negeri baru bisa masuk ke pasar pada Juni 2020 mendatang.
ADVERTISEMENT
"Kalau barangnya sudah ada, pemerintah bisa memasok ke pasar modern atau toko ritel. Berikan stok yang banyak ke ritel, karena toko ritel takut kalau menjual di atas HET. Kalau stok gula di toko ritel banyak, mau tidak mau yang di pasar tradisional akan turun," tutur Agus.
Seperti diberitakan sebelumnya, upaya membanjiri pasar juga dilakukan dengan menugaskan Perum Bulog menyalurkan stok gula. Kemendag juga menugaskan tiga BUMN untuk mengimpor gula kristal putih (GKP) yaitu Bulog 50 ribu ton, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) 50 ribu ton, Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) 50 ribu ton.
Perum Bulog telah merealisasikan penugasan dan telah menggelontorkan gula kristal putih (GKP) atau gula pasir yang biasa dikonsumsi masyarakat sebanyak 22 ribu ton hingga akhir pekan ini untuk menjamin ketersediaan gula menjelang Lebaran. Pemerintah juga mengalihkan gula rafinasi menjadi gula konsumsi untuk memenuhi kebutuhan pasar sebesar 250.000 ton. Agus berharap pengalihan itu bisa menekan harga gula.
ADVERTISEMENT