Terpuruk karena Pandemi, Penjualan Apartemen di Jakarta Anjlok 40 Persen

17 September 2020 17:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi apartemen Foto: ANTARA FOTO/ Dhemas Reviyanto
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi apartemen Foto: ANTARA FOTO/ Dhemas Reviyanto
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sepanjang semester I 2020, penjualan apartemen strata atau kondominium mengalami penurunan hingga 40 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Director Research Consultancy Savills Indonesia, Anton Sitorus mengatakan, total penjualan apartemen di Jakarta mencapai hampir 2.500 unit pada semester I tahun lalu. Sedangkan sepanjang semester I tahun ini, penjualan apartemen masih di bawah 1.000 unit.
“Masih sangat sedikit sekali. Dan memang apartemen strata di Jakarta ini makin lama makin menurun ya grafiknya karena memang kebanyakan sekarang sudah menjamur di pinggiran selain itu di daerah Jakarta ini harga juga sudah terbilang mahal,” ungkap Anton dalam Savills Media Briefing, Kamis (17/9).
Anton mengatakan, jumlah pasokan kondominium yang ada di Jakarta saat ini mencapai sekitar 173.000 unit. Jumlah tersebut mencakup apartemen yang sudah selesai, sudah beroperasi serta sebagian besar sudah ditempati. Sedangkan untuk pasokan apartemen pendatang di Jakarta jumlahnya tercatat sekitar 40 ribu unit.
ADVERTISEMENT
Dari sekitar 40 ribu unit pasokan yang akan masuk ke pasar itu, yang terjual sampai sekarang baru sekitar 54 persen. Adapun kategori apartemen strata dibagi menjadi tiga yaitu lower middle dengan harganya di bawah Rp 20 juta per m2.
Ilustrasi apartemen Foto: ANTARA FOTO/ Dhemas Reviyanto
Kemudian middle end seharga Rp 20 juta sampai Rp 30 juta per m2. Ada juga upper middle dengan harga antara Rp 30 juta sampai Rp 40 juta per m2 dan kategori upper dengan harga Rp 40 juta sampai 50 juta per m2. Kemudian kategori high end dengan harga di atas Rp 50 juta per meter persegi.
Dari kategori tersebut tingkat penjualannya yang mendominasi adalah kelas upper middle dengan penjualan mencapai 65 persen. Disusul dengan kelas lower middle ya sekitar 58 persen sama dengan yang kelas upper. Sedangkan kelas high end penjualnya saat ini mencapai sekitar 40 persen, kurang lebih sama dengan yang kategori middle end.
ADVERTISEMENT
Menurut Anton adanya pandemi ini tidak hanya memberikan pengaruh kepada penjualan tapi juga kepada minat pengembang untuk meluncurkan proyek baru.
“Jadi kalau kita melakukan survei jumlah peluncuran proyek baru sepanjang semester 1 2020 ini turun sangat signifikan. Dibandingkan dengan tahun lalu penurunan yaitu sekitar 85 persen,” ujar Anto.
Hal ini menandakan bahwa para developer masih struggling untuk melakukan penjualan pada proyek-proyek yang sudah dibangun di tengah pandemi. “Sedangkan untuk proyek-proyek yang baru, mereka juga melakukan penundaan peluncuran,” tandasnya.