Tersangkut Isu Dugaan Suap, Tony Fernandes Mundur dari AirAsia

4 Februari 2020 13:11 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Tony Fernandes. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
com-Tony Fernandes. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Direktur Eksekutif AirAsia Tony Fernandes mengundurkan diri dari jabatannya setelah otoritas Inggris melakukan pemeriksaan terkait dugaan kasus suap di perusahaan Airbus.
ADVERTISEMENT
Dalam pernyataan perusahaan ke bursa saham Malaysia yang dikutip dari Financial Times, Selasa (4/2), AirAsia menyatakan Tony Fernandes dan Kamarudin Meranun melepaskan posisi mereka dari jajaran direksi perusahaan, setidaknya selama dua bulan atau lebih.
Saham AirAsia juga tercatat turun lebih dari 5 persen pada pembukaan perdagangan hari ini. Di hari sebelumnya, saham maskapai berbiaya murah ini juga anjlok 10 persen di hari pertama perdagangan sejak otoritas Inggris, UK's Serious Fraud Office, menerbitkan rincian penyelidikan terkait suap Airbus.
Hasil penyelidikan tersebut mengungkapkan bahwa ada orang yang terkait dengan Airbus diketahui telah membayar uang suap untuk mendapatkan kesepakatan jangka panjang dengan AirAsia.
Selain itu ada juga dugaan suap sebesar USD 50 juta dari Airbus untuk klub olahraga yang dimiliki dua eksekutif AirAsia yang tidak disebutkan namanya.
armada AirAsia Airbus A320 yang menggunakan corak "livery" baru bertema "Sustainable ASEAN" saat peluncurannya di Bangkok, Thailand, Jumat (9/8). Foto: ANTARA FOTO/Andika Wahyu
Di sisi lain, diketahui bahwa Fernandes dan Kamarudin merupakan pecinta olahraga dan pernah memiliki tim balap Formula 1 Caterham yang kini sudah tidak ada, namun mendapatkan sponsor dari Airbus. Tony dan Kamarudin juga tercatat menjadi pemilik mayoritas klub sepakbola asal London, Queens Park Rangers.
ADVERTISEMENT
AirAsia mengatakan sponsor Airbus ke tim olahraga merupakan hal yang wajar dan proses sponsorship ini sudah melalui penilaian internal. Maskapai asal Malaysia ini pun menolak mengomentari identitas eksekutif yang disebutkan dalam penyelidikan.
Selain itu investigator Inggris juga mengatakan AirAsia dan AirAsia X memesan 406 pesawat Airbus pada 2005 dan 2014. Sebagai pengambil keputusan utama di AirAsia dan AirAsia X, mereka diduga diberi hadiah atas pesanan 180 pesawat dari Airbus.
Berdasarkan kasus tersebut, Komisi Anti Korupsi Malaysia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tengah berkoordinasi dengan pihak berwenang di Inggris yang juga menyelidiki tuduhan tersebut.
Tony Fernandes membeli AirAsia dari pemerintah Malaysia dengan harga kurang dari USD 1 pada 2001. Seiring perjalanannya AirAsia berhasil bertransformasi sebagai salah satu maskapai besar di dunia.
ADVERTISEMENT