Tertekan Sentimen Global, IHSG Kembali Diprediksi Melemah

12 Juni 2020 7:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Investor melihat layar monitor Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Investor melihat layar monitor Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi kembali melemah pada perdagangan hari ini, Jumat (12/6).
ADVERTISEMENT
Analis Artha Sekuritas Indonesia, Dennies Christoper Jordan, memproyeksi IHSG bergerak di level support 4.746 dan level tertinggi 4.948 sepanjang hari ini. Kemarin, Kamis (11/6), IHSG ditutup melemah di level 4.920,05 atau turun 1,34 persen.
Menurut Dennies, IHSG bergerak melemah didorong sentimen global, di mana The Fed masih menetapkan suku bunga di level 0,25 persen yang mencerminkan perekonomian belum akan pulih setelah COVID-19. Dari dalam negeri masih ada kekhawatiran dari penambahan kasus baru.
"IHSG diprediksi melemah. Secara teknikal candlestick membentuk three black crow mengindikasikan awal mula trend bearish," tulis Dennies dalam risetnya, Jumat (12/6).
Menurut dia, hal ini mencerminkan masih belum ada kepastian terkait pemulihan ekonomi. Di sisi lain, kasus baru COVID-19 justru terus bertambah setiap harinya.
Investor melihat layar monitor Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Senada, Vice President Research Department Indosurya Bersinar Sekuritas, William Surya Wijaya, mengatakan pola gerak indeks harga saham terlihat berpotensi bergerak melemah.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, market global maupun regional yang sedang berada dalam tekanan turut memberikan sentimen terhadap pergerakan IHSG.
Namun peluang kenaikan masih cukup besar, ditopang masih kuatnya fundamental perekonomian Indonesia. "Hari ini IHSG masih berpotensi melemah," ujarnya.
Berikut beberapa saham unggulan yang direkomendasikan William: PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL), PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR), PT Mayora Indah Tbk (MYOR), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB), PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), dan PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES).