Tesla Lebih Pilih India, Kini Indonesia Rayu VW Bikin Pabrik Mobil Listrik
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Tapi pemerintah tetap ingin agar industri kendaraan listrik tumbuh di Indonesia. Beberapa korporasi raksasa pun dilobi agar mau berinvestasi di Indonesia.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM ) Bahlil Lahadalia mengungkapkan, produsen mobil listrik yang diundang untuk investasi di Indonesia bukan hanya Tesla. Ia mengaku tengah berkomunikasi juga dengan Volkswagen alias VW.
"VW juga dalam proses komunikasi," kata Bahlil seperti dikutip kumparan dari akun youtube MNC Group Investor Forum 2021, Jumat (5/3).
Selain VW, Bahlil menyebutkan bahwa produsen baterai asal China, China's Contemporary Amperex Technology (CATL) siap menginvestasikan USD 5,2 miliar di Indonesia untuk industri baterai kendaraan listrik. LG juga siap menanamkan modal USD 9,8 miliar.
"BASF sedang dalam proses komunikasi. Tesla dalam proses komunikasi," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Bahlil optimistis Indonesia bisa membangun industri kendaraan listrik. Sebab, Indonesia menguasai cadangan mineral untuk bahan baku baterai mobil listrik, mulai dari nikel hingga aluminium.
"Hampir seluruh dunia mulai mengalihkan dari fosil ke mobil baterai. Indonesia memiliki 25 persen cadangan nikel dunia. Delapan puluh persen bahan baku baterai mulai dari nikel, cobalt, aluminium ada di Indonesia. Pemerintah akan mendorong betul supaya kita menjadi negara yang memproduksi baterai dan mobil baterai," tegasnya.
Ia berjanji akan memberikan berbagai kemudahan bagi investor yang tertarik mengembangkan baterai dan kendaraan listrik di Indonesia.
"Terkait dengan ini, pemerintah mengurus perizinannya semua. Kita akan kasih insentif fiskal, kita kasih tax holiday, kita kasih master list. Silakan investor bawa modal, teknologi, nanti perizinannya pemerintah lewat BKPM yang mengurus," tutupnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya diberitakan, Mantan Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar ikut bersuara mengenai Tesla. Dia mengatakan pilihan Tesla jatuh ke India bukan tanpa alasan. Ada beberapa poin penting dari terpilihnya India untuk pengembangan Tesla.
Secara tak langsung Arcandra mengatakan bahwa Indonesia sebetulnya belum masuk radar Elon Musk untuk pengembangan dan produksi mobil listrik Tesla. Elon Musk mempertimbangkan 2 negara, yakni India dan Israel.
Pertimbangan Elon Musk terhadap kedua negara tersebut, lanjut Arcandra, adalah soal ekosistem seperti ketersediaan sumber daya manusia yang sangat terampil di bidang IT dan engineering, technology chips yang mutakhir, dan venture capitalist (pemodal) yang berani mendanai proyek startup yang berisiko tinggi.
Arcandra menambahkan, keputusan investasi Tesla yang memilih India tentu bisa menjadi pembelajaran bagi Indonesia. Bahwa seluruh negara kini terus berlomba memberikan daya tarik kepada investor. Indonesia memiliki natural resources yang luar biasa dan potensi human resources yang tidak kalah di dunia.
ADVERTISEMENT