Tesla Pilih Bangun Pabrik di India, Kementerian BUMN Mengaku Tak Kecolongan

4 Maret 2021 19:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terpasang di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta. Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terpasang di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta. Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Kementerian BUMN tengah mengebut pembentukan Holding EV Battery yang beranggotakan empat BUMN dan rencananya dengan dua perusahaan asing dari China dan Korea Selatan.
ADVERTISEMENT
Kemudian muncul nama Tesla yang santer dibicarakan bakal membangun pabrik mobil listrik di Indonesia. Presiden Jokowi serta Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pun menjadi pihak yang melobi langsung perusahaan milik Elon Musk itu.
Belakangan, Tesla justru menyebut mantap bakal membangun pabrik dan pusat pengembangan teknologi mobil listrik di India.
Juru Bicara Menteri BUMN Arya Sinulingga menegaskan, pemerintah tidak merasa kecolongan dengan rencana Tesla membangun pabrik mobil listrik di India. Sebab, sejak awal Indonesia berencana mengembangkan ekosistem baterai kendaraan listrik.
"Makanya kemarin ketika dikatakan bahwa Tesla ke India, kita enggak merasa kecolongan, karena memang bukan bangun pabrik mobil listrik (di sini)," kata dia dalam diskusi di Berita Satu TV, Kamis (4/3).
ADVERTISEMENT
Karena itu, menurut Arya, rencana kerja sama dengan Tesla bukan membidik pabrik mobilnya. Meski begitu, dia tidak menegaskan apa yang bakal dibangun Tesla di Indonesia jika jadi berinvestasi.
"Kami ngejar Tesla bukan dari sisi bikin mobilnya. Apakah nanti di baterainya ataukah di charging-nya (belum diputuskan), kan di rumah-rumah ada charger (untuk kendaraan listrik)," lanjut Arya.
Staf Khusus Kementerian BUMN, Arya Sinulingga. Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan

Penjajakan Tesla Dilakukan Lewat Luhut

Sementara itu, Ketua Tim Kerja Percepatan Pengembangan EV Battery BUMN yang juga Komisaris Utama MIND ID, Agus Tjahajana, menyebut pembicaraan Tesla dengan pihaknya belum matang. Alasannya, karena Tesla pendatang baru dalam proyek besar ini.
Agus juga mengatakan, selama ini penjajakan Tesla dilakukan oleh Kemenko Kemaritiman dan Investasi yang dipimpin Luhut Binsar Pandjaitan.
ADVERTISEMENT
"Tesla itu pendatang baru, jadi diskusinya dengan kami belum cukup matang. Penjajakannya dilakukan dengan Kemenko Marves, jadi kami siap saja," ucapnya dalam kesempatan yang sama.
Meski begitu, sebagai BUMN, Agus mengatakan pihaknya siap saja jika harus bekerja sama dengan Tesla, termasuk menyiapkan lahannya yang akan dilakukan PT Antam Tbk (Persero).
"Kalau tidak (batal dengan Tesla) ya tidak apa-apa. Jadi, kita pada posisi yang lebih banyak menunggu, tetapi yang kedua ini sudah masuk yang lebih serius," terang Agus.
Dua perusahaan yang dimaksud adalah CATL dari China dan LG Chem dari Korea Selatan. Kedua perusahaan itu yang serius dari 11 perusahaan yang didekati tim Agus sejak 6 bulan lalu. Sedangkan empat BUMN adalah MIND ID, PT Antam Tbk, PT PLN (Persero), dan PT Pertamina (Persero).
ADVERTISEMENT
Secara garis besar, proyek ini akan dijalankan melalui holding bernama Industri Baterai Indonesia. Total investasi yang dibutuhkan mencapai USD 17 miliar yang pendanaannya akan dibagi dengan investor asing.
Di sisi hulu, targetnya mampu membuat 195 giga watt hour dengan bahan baku 150 ribu ton nikel per tahun.
"Kami ditugaskan buat 70 persen menjadi produk akhir di Indonesia hingga tahap 2. Pada tahap 1 sekitar 30 giga watt hour di 2026-2030. Setelah itu menjadi 70 persen, sisanya diekspor dalam bentuk cell," ucap Agus.