Teten Masduki: UMKM Makanan, Home Care, Health Care Tumbuh di Masa Pandemi

11 Agustus 2021 12:48 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, berbicara di hadapan pelaku UMKM. Foto: Kemenkop UKM
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, berbicara di hadapan pelaku UMKM. Foto: Kemenkop UKM
ADVERTISEMENT
Pandemi COVID-19 jelas mengguncang perekonomian Indonesia, termasuk keberlangsungan UMKM. Meski banyak UMKM terhenti aktivitas bisnisnya selama pandemi, namun ada beberapa sektor yang malah menunjukkan pertumbuhan di masa pandemi.
ADVERTISEMENT
Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, mengatakan UMKM di sektor makanan, peralatan rumah, dan kesehatan menunjukkan pertumbuhan selama pandemi COVID-19.
"Tahun lalu saya kira growing antara 25-27 persen, meningkat, terutama di sektor makanan minuman, home care, dan health care. Saya kira dari situ kita bisa melihat bahwa UMKM kita bisa bertahan dan growing karena pemerintah juga melakukan kebijakan yang tepat," ujar Teten dalam live To The Point kumparan, Rabu (11/8).
UMKM yang berhasil tumbuh di tengah pandemi, merupakan mereka yang mampu beradaptasi dengan perubahan kondisi saat ini. Diketahui selama pandemi perubahan perilaku ke era serba digital memang pesat.
"UMKM yang berhasil melakukan adaptasi dan inovasi bisnis, dan menyesuaikan dengan market baru, terutama mereka yang bertransformasi ke ekosistem digital. Ini malah growing," kata dia.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki (kedua kiri) menghadiri acara peresmian M Bloc Space Fase Kedua di M Bloc, Jakarta, Jumat (19/3/2021). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
Di kuartal I 2021, kata dia, mayoritas UMKM di Indonesia juga sudah berjalan. Menurutnya keberhasilan UMKM yang bertahan di tengah pandemi juga karena didukung kebijakan pemerintah lewat berbagai stimulus.
ADVERTISEMENT
"Kuartal I UMKM sudah bisa berusaha normal. Di awal tahun 20-an itu diprediksi separuh UMKM akan gulung tikar. Kenyataanya survei BPS hanya sekitar 500 ribuan yang memang sama sekali tidak usaha. Bahkan survei kuartal I tahun ini dari Mandiri Institute hampir 90 persen UMKM sudah bisa berusaha," tuturnya.
Sementara di tengah pertumbuhan beberapa sektor UMKM, sebagian lagi harus berhenti total dan sebagian masih bisa bertahan meski tak bertumbuh. UMKM yang amat terdampak pandemi, kata dia, yakni UMKM yang menunjang kebutuhan sekolah, kantor, dan industri. Sebab sektor itu harus tersendat selama pandemi.
"UMKM yang sudah tidak berusaha sama sekali karena terkait dengan kegiatan sekolah, perkantoran, industri ketika dilakukan social distancing dan sekarang dengan PPKM ini kan betul-betul mereka berhenti kegiatan usahanya. Ini yang kita dorong dengan program bansos," jelasnya.
ADVERTISEMENT
"Kedua ada UMKM yang memang bisa bertahan tapi mengalami kesulitan bahan baku, kesulitan pembiayaan, nah ini kita dorong dengan program restrukturisasi pinjaman, penundaan cicilan, subsidi bunga, dan kita sediakan pembiayaan yang murah untuk mereka," tutupnya.