Teten Ungkap Tantangan Ekspor UMKM: Biaya Logistik Tinggi, Naik 400 Persen

5 November 2021 4:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki. Foto: Dok. MenKopUKM
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki. Foto: Dok. MenKopUKM
ADVERTISEMENT
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengungkapkan sejumlah tantangan untuk mendongkrak ekspor UMKM. Salah satunya biaya logistik atau kontainer yang mengalami kenaikan signifikan.
ADVERTISEMENT
"Kenaikan biaya kontainer mencapai 400 persen," ujar Teten dalam Focus Group Discussion (FGD) Staf Khusus Wakil Presiden RI, Jumat (5/11).
Menurut dia, hal itu membuat produk UMKM yang tembus pasar ekspor baru sekitar 14 persen. Padahal, saat ini UMKM mendominasi pelaku usaha dalam perekonomian nasional.
Untuk itu, ia mengajak para stakeholders bekerja sama menekan biaya-biaya, sehingga skala ekonomi menjadi kompetitif dan bersaing di pasar global. Teten menyebut, pihaknya sedang menyiapkan rumah produksi bersama.
Selain itu juga membangun warehouse di beberapa negara tujuan ekspor di kawasan Eropa, Amerika, dan Timur Tengah. Di samping itu melakukan marketing intelligence produk-produk yang dibutuhkan pasar global, serta ekosistem digital UMKM.
Staf Khusus Wakil Presiden, Lukmanul Hakim, menindaklanjuti refocusing Wapres Ma'ruf Amin dalam mengakselerasi pengembangan UMKM dan industri halal, termasuk pengembangan produk-produk halal. Ia menyebut, perlu kolaborasi semua pihak memanfaatkan momentum pandemi untuk meningkatkan ekspor UMKM, termasuk ekspor produk halal.
ADVERTISEMENT
"Melalui Global Halal Hub kita bangun orkestrasi dalam ekosistem," jelas Lukmanul Hakim.
Ada tiga prioritas utama untuk membangun ekosistem penguatan UMKM dan produk halal. Pertama, peningkatkan kapasitas SDM. Kedua, peningkatan kualitas produk dan kemasan. Ketiga, pemasaran global melalui online maupun offline.
Ia juga mendorong Asosiasi Platform Digital Ekspor (PDExpor) dan market place lainnya lebih agresif memasarkan produk Indonesia ke pasar global, khususnya produk UMKM.
"Saat ini 23,9 persen UMKM masuk ke dalam platform digital," tambahnya.