Teten Usul Sarjana yang Masih Nganggur Bisa Jadi Reseller UMKM

5 Juni 2021 18:16 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki meninjau vaksinasi pelaku UMKM Yogyakarta di Jogja Expo Center (JEC), Kabupaten Bantul, Kamis (8/3). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki meninjau vaksinasi pelaku UMKM Yogyakarta di Jogja Expo Center (JEC), Kabupaten Bantul, Kamis (8/3). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Kehadiran reseller dan dropshipper memiliki peran yang cukup penting dalam ekosistem UMKM. Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki merinci sebanyak 74,1 persen dari total UMKM di Indonesia saat ini mengandalkan penjualan mereka lewat e-commerce. Dari jumlah tersebut 50 persennya merupakan reseller sedangkan produsen hanya tercatat 11 persen.
ADVERTISEMENT
Untuk itulah Teten mengusulkan agar para lulusan S1 yang kini belum mendapat pekerjaan bisa membantu UMKM dengan menjadi reseller atau dropshipper.
“Dan ini bisa mendorong mahasiswa atau mereka yang sekarang lulusan perguruan tinggi yang belum kerja, bisa menjadi partner UMKM sebagai reseller atau dropshipper dan masuk ke digital dan ini akan sangat membantu saya kira,” ujar Teten dalam Kagama Inkubasi Bisnis XXI UKM Go Digital: Peluang Ekspor Produk UKM Di Pasar Dunia, Sabtu (5/6).
Ilustrasi reseller sneakers. Foto: Fauzan Anangga/kumparan
Teten tidak menampik bahwa tidak semua UMKM bisa terhubung ke platform digital. Salah satu kendalanya adalah ketersediaan SDM yang kompeten dalam bidang tersebut. Untuk itulah adanya reseller menurut Teten bisa menjadi perpanjangan tangan bagi UMKM agar bisa berjualan di e-commerce.
ADVERTISEMENT
“Seperti saran Alibaba, yang harus diperbanyak adalah reseller dan dropshipper,” ujarnya.
Teten menyatakan bahwa dengan terhubung ke platform digital, UMKM punya daya tahan yang lebih baik ketimbang yang masih berjualan offline. Terlebih ketika aktivitas ekonomi terhimpit karena adanya pandemi COVID-19 dalam satu tahun terakhir ini.
Adapun menurut Teten, efektivitas penggunaan platform digital bagi UMKM juga tidak luput dari masifnya penggunaan internet di Indonesia. “Selama pandemi ada tambahan 38 persen pengguna internet. Dan rata-rata orang Indonesia itu durasi online 4,3-4,7 jam per orang per hari,” ujarnya.
Tak heran jika saat ini sudah ada sebanyak 12 juta UMKM yang terhubung ke platform digital. Angka ini naik 4 juta hanya dalam waktu satu tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
“Padahal selama ini hanya 8 juta UMKM yang on boarding dalam 10 tahun,” ujarnya. Angka ini menurut Teten akan diperbesar kembali hingga menjadi 30 juta UMKM di 2024 atau bertambah 6 juta UMKM per tahun.