news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Tiga Faktor Yang Jadi Perhatian Pasar di Tengah Masa Pandemi Corona

22 Mei 2020 10:52 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kendaraan melintas di Gerbang Tol Semanggi, Jakarta, Rabu (6/5/2020). Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
zoom-in-whitePerbesar
Kendaraan melintas di Gerbang Tol Semanggi, Jakarta, Rabu (6/5/2020). Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
ADVERTISEMENT
Perlambatan ekonomi akibat pandemi virus corona sudah terjadi di kuartal I 2020. Kondisi ini tak hanya dialami Indonesia, tapi di hampir semua negara.
ADVERTISEMENT
Chief Economist & Investment Strategist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), Katarina Setiawan, mengatakan pasar tak terkejut dengan kondisi ini.Semua sudah diprediksi.
"Yang menjadi fokus kami bukan berapa besar pelemahannya, tapi berapa lama ini akan berlangsung," ungkap Katarina dalam keterangan resmi yang diterima kumparan Jumat (22/5).
Menurut Katarina, beragam stimulus fiskal dan moneter yang telah digelontorkan berbagai negara sepanjang Maret hingga April, dinilai berhasil meredakan kepanikan pasar finansial.
Indeks VIX, yang mengukur tingkat ketakutan pasar saham Wall Street, juga sudah turun dari level 90-an ke level 30-an, walaupun belum kembali ke level 15-an seperti pada kondisi normal, perbaikan ini cukup signifikan.
"Begitu juga nilai tukar Asia yang tercermin dari Indeks ADXY yang sepanjang April perlahan meningkat dan mengindikasikan mata uang Asia mulai kembali bangkit dari posisinya terhadap dolar AS saat pasar sedang panik-paniknya di Maret lalu," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, ada tiga faktor yang menjadi perhatian pasar saat ini. Pertama, stimulus moneter dan fiskal yang telah dan terus dilakukan.
Stimulus fiskal serentak dari berbagai negara memberikan bantalan bagi perekonomian dunia. Stimulus moneter untuk menjaga likuiditas sebagai urat nadi sistem finansial dunia.
Kedua, penyebaran COVID-19 mulai terkendali. Beberapa negara mengindikasikan penurunan jumlah kasus baru dan mulai merencanakan membuka kembali ekonominya.
Ketiga, potensi pemulihan ekonomi yang masih menjadi pertanyaan. Pasar sudah memperkirakan dalam waktu dekat data ekonomi akan terpuruk.
"Yang menjadi perhatian saat ini adalah bagaimana arah ekonomi ke depannya. Beberapa faktor yang dapat diperhatikan adalah kebijakan re-opening economy, perubahan perilaku masyarakat dan risiko wabah second waive," ujarnya.
Ilustrasi positif terkena virus corona. Foto: Shutterstock
Menurut Katarina, di tahun 2020 pertumbuhan ekonomi dunia sudah diprediksi negatif. Akan tetapi dalam scenario based line dengan asumsi pandemi reda di semester II tahun 2020 dan upaya penurunan wabah secara gradual berhasil dilakukan, maka perekonomian global diprediksi melesat 5,8 persen di 2021.
ADVERTISEMENT
"Tentunya didukung kebijakan dan stimulus dari seluruh dunia. Sekali lagi harus diingat, tetap masih ada risiko, pandemi belum dapat dikendalikan di semester II tahun 2020, maka upaya penurunan wabah dan kebijakan stimulus dunia sampai beberapa saat ke depan, serta keikutsertaan kita semua saat ini untuk tetap #DiRumahAja masih sangat krusial,” ujarnya.
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona.
*****
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!