Tiket Pesawat Mahal, Transportasi Jadi Sektor Tertinggi Sumbang ke PDB

5 Agustus 2022 16:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah calon penumpang pesawat berjalan di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (18/5/2022). Foto: Fauzan/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah calon penumpang pesawat berjalan di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (18/5/2022). Foto: Fauzan/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyoroti mahalnya harga tiket pesawat akhir-akhir ini. Menurutnya, pelonggaran aktivitas masyarakat seiring melandainya kasus positif COVID-19 membuat permintaan tiket pesawat ikut naik.
ADVERTISEMENT
Kondisi ini membuat banyak maskapai yang mulai menaikkan harga tiket hingga ke batas atas. Di sisi lain, jumlah unit pesawat terbatas imbas dua tahun industri penerbangan kena hantam pandemi COVID-19.
"Keterbatasan (jumlah) pesawat membuat biaya transportasi atau biaya tiket sekarang yang memang relatif lebih mahal dari 2-3 tahun lalu," katanya dalam konferensi pers daring, Jumat (5/8).
Meski harga tiket pesawat mahal, kata Airlangga, dari sisi positifnya menunjukkan konsumsi masyarakat mulai naik di tengah pelonggaran mobilitas. Permintaan ini juga yang mengerek pertumbuhan ekonomi semester II 2022 sebesar 5,44 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor transportasi dan pergudangan menjadi penyumbang tertinggi produk domestik bruto (PDB) menurut lapangan usaha, sebesar 21,27 persen secara yoy. Sumbangan ini bahkan mengalahkan sektor makanan dan minuman 9,76 persen, dan sektor pengadaan listrik dan gas 9,33 persen.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mendampingi Presiden Jokowi bertemu delegasi Dana Moneter Internasional (IMF) di Istana Kepresidenan Bogor, Minggu (17/7). Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
"Konsumsi secara kuartal relatif lebih baik dari tahun lalu. Ini juga membuktikan relatif terjadi penguatan dari segi konsumsi. Sektor konsumsi tetap jadi andalan, (sumbangan) di atas 50 persen dari PDB," kata dia.
ADVERTISEMENT
Airlangga berharap sektor transportasi dan pariwisata bisa digenjot lagi ke depannya, terutama di Bali yang menjadi destinasi utama wisatawan. Apalagi penanganan COVID-19 di Indonesia, menurutnya jauh lebih baik ketimbang Jepang yang kasus hariannya masih di atas 200 ribu dan Jepang di atas 40 ribu.
"Kita tahu tourism belum kembali. Namun ini baru awal daripada perbaikan akibat mobilitas yang membaik. Penanganan COVID-19 di negara lain tidak sebaik di Indonesia," ujar dia.