Tips Investasi: Mengenal Strategi 442

31 Januari 2020 7:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi investasi di pasar saham Foto: Mahardika Argha/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi investasi di pasar saham Foto: Mahardika Argha/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Anda yang masih awam soal investasi, tak jarang bingung ke mana mesti mengalokasikan dana yang dimiliki.
ADVERTISEMENT
Risikonya, uang Anda pun bisa stagnan berada di tabungan yang kian tergerus inflasi atau malah cepat ludes karena tidak Anda kelola. Lantas, bagaimana cara mengaturnya?
Senior MOST Advisor Mandiri Sekuritas Norman Yudha mengatakan, saat hal itu terjadi, Anda bisa memilih alternatif untuk mengelola dana investasi dengan strategi 442. Apa itu?
Yaitu, 40 persen uang kita investasikan ke produk yang relatif aman. Ia menyarankan, yang paling tepat bisa menggunakan reksa dana pasar uang karena imbal hasilnya lumayan di atas deposito yang rata-rata 6 persen dan likuid.
Selanjutnya, 40 persen dalam bentuk uang tunai sebagai kebutuhan sehari-hari yang langsung bisa dicairkan, bisa disimpan di tabungan dan 20 persen sisanya untuk investasi agresif seperti bisnis saham. Bisnis saham di sini dimaksudkan adalah trading saham yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan harian.
Ilustrasi investasi. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
"Strategi 442, 40 persen masuk ke aman reksa dana pasar uang, ini buat investasi, terus 40 persen tetap cash dan 20 persen bisnis saham," ujar Norman kepada kumparan, Jumat (31/1).
ADVERTISEMENT
Norman menambahkan, melalui pengelolaan investasi seperti itu, Anda sudah cukup baik dibandingkan hanya mengelola dana dengan menyimpan tanpa melakukan diversifikasi investasi.
Opsi lainnya bila Anda masih belum berani dalam berbisnis saham di alokasi 20 persen itu, Norman menyarankan, Anda menggunakan strategi 541 untuk mengawali. Yaitu, 50 persen investasi aman, 40 persen uang tunai, dan 10 persennya bisnis saham.
"Kalau masih takut, boleh pakai 541. 10 persennya itu buat trading. Nah ini emang yang mesti harus ngerti tren," ujar dia.