Tips Investasi Saham untuk Pemula: Jangan Beli Pakai Utang dan Jangan Latah

19 Januari 2021 6:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bermain saham. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bermain saham. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Rekomendasi investasi saham dari tokoh atau publik figur menambah euforia masyarakat berinvestasi di pasar modal. Apalagi, investasi saham saat ini sedang menjadi tren.
ADVERTISEMENT
Namun, hal itu bisa membuat banyak yang investasi ke saham asal-asalan. Ada yang menggunakan dana dari hasil ngutang atau arisan. Ujung-ujungnya, malah bermasalah saat saham yang dibeli anjlok.
Untuk mencegah kondisi tersebut agar tidak terjadi, berikut ini tips investasi saham yang bisa digunakan untuk investor pemula:

Jangan Ngutang Atau Pakai Uang Arisan untuk Investasi Saham

Perencana Keuangan dari Advisor Alliance Group Indonesia, Andy Nugroho, menegaskan jangan sekali-sekali uang yang digunakan untuk membeli saham berasal dari hasil utang.
Menurut dia, uang untuk investasi saham harus dari dana nganggur. Artinya, uang untuk keperluan pokok seperti biaya sehari-hari, bayar sekolah anak, hingga transportasi harus tercukupi dulu. Apabila masih ada uang tersisa, maka dana tersebut yang bisa diinvestasikan.
ADVERTISEMENT
"Jadi namanya berinvestasi itu memang uangnya (yang digunakan) uang nganggur, segala kebutuhan sudah terpenuhi dulu, sudah tercukupi dulu baru kemudian masih ada kelebihannya," ujar Andy.
Jika sudah ada dana nganggur, hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah memilih saham yang akan dibeli. Lakukan analisa mendalam terkait emiten yang akan dipilih.
Khususnya bagi pemula, jangan sampai tergiur dengan saham yang tiba-tiba melejit. Bisa saja itu saham pompom atau yang biasa disebut dengan saham gorengan, yang harganya justru turun saat dibeli.
Karyawan mengamati layar pergerakan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/9). Foto: Reno Esnir/ANTARA FOTO
Makanya berinvestasi saham tidak boleh impulsif. Bedah dulu kondisi emiten yang akan dipilih, dari mulai tren bisnisnya hingga kondisi keuangan perusahaan. Jadi, harus menggunakan logika dan perhitungan yang matang. Setelah itu dilakukan, silakan jatuhkan pilihan.
ADVERTISEMENT
Namun jangan selalu berharap cuan. Yang namanya investasi itu pasti ada risikonya. Hal itu kadang yang tidak dipikirkan investor pemula karena ingin untung banyak dalam waktu singkat.

Investasi Saham Jangan Latah

Merencanakan keuangan dengan investasi di pasar modal tidak boleh asal ikut-ikutan mana yang ramai. Bisa saja saham yang sedang moncer merupakan hasil gorengan pihak yang tidak bertanggung jawab.
Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia, Andy Nugroho, menyarankan bagi para pemula harus mempelajari dulu terkait investasi saham. Ia meminta masyarakat tidak latah.
“Pelajari analisa fundamentalnya, analisa teknikal sendiri ada sekian banyak parameter yang kita gunakan. Jadi jangan latah ketika orang ramai-ramai masuk ke situ mereka mendapatkan untung, dan kita akan mendapatkan untung terus, enggak seperti itu,” kata Andy saat dihubungi kumparan, Senin (18/1).
ADVERTISEMENT
Apalagi, kata Andy, di pasar saham ada parameter yang harus dipahami juga seperti terkait bagaimana saham yang semula melejit bisa saja tiba-tiba turun. Kalau sudah terindikasi saham yang mau dibeli harganya turun, maka niat berinvestasi di situ harus dipikir lagi dari pada nantinya merugi.
Andy mengatakan investasi di saham juga tidak bisa langsung jor-joran menggelontorkan semua alokasi dana yang dimiliki. Bisa dimulai 30 persen atau 50 persen dari anggaran investasi yang dimiliki.
Lebih lanjut, Andy menuturkan dalam berinvestasi saham juga perlu diingat lagi terkait persentase risiko untung dan ruginya. Ia menganggap besar atau kecilnya modal yang dikeluarkan untuk investasi saham persentasenya sama saja.
Ketua Satgas Waspada Investasi, Tongam L. Tobing (kanan). Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan

Respons OJK soal Edukasi Masyarakat Agar Tak Ketipu Saat Beli Saham

Saham pompom atau identik dengan saham gorengan masih kerap muncul. Masyarakat khususnya pemula investasi juga bisa saja tertipu dengan adanya saham tersebut apabila tidak waspada.
ADVERTISEMENT
Ketua Satgas Waspada Investasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Tongam L. Tobing, mengatakan sebenarnya langkah edukasi sudah ada di pasar modal.
“Untuk edukasi ini dilakukan oleh pengawas pasar modal dan juga di Edukasi Perlindungan Konsumen,” kata Tongam saat dihubungi kumparan, Senin (18/1).
Namun, Tongam belum bisa berbicara banyak khususnya mengenai Edukasi Perlindungan Konsumen. Ia menyarankan apabila ada permasalahan terkait edukasi untuk menghubungi layanan 157.
Dilihat dari laman ojk.go.id, Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen memang berfungsi memberikan dukungan melalui pengaturan dan pelaksanaan di bidang edukasi dan perlindungan konsumen, pelayanan konsumen, serta pembelaan hukum perlindungan konsumen dalam rangka memperlancar pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan.