Tips Jalankan Bisnis UMKM Skincare: Perhatikan Potensi Pasar hingga Branding
ADVERTISEMENT
Menjalankan bisnis produk kecantikan seperti skincare tampaknya sangat menjanjikan. Apalagi, tidak menutup kemungkinan setiap hari banyak masyarakat yang berdandan merawat wajah dan tubuhnya.
ADVERTISEMENT
Namun, dalam berbisnis kecantikan tidak boleh asal meluncurkan produk saja. Produknya harus bagus sehingga masyarakat mau membelinya.
Utama Spice adalah UMKM skincare yang berbasis di Ubud, Bali. Utama Spice dalam menciptakan produknya mayoritas menggunakan bahan herbal tradisional atau alami murni. Ria mengungkapkan saat ini produk yang dijualnya sudah menyentuh pasar Amerika, Australia, Singapura, Jepang, hingga Afrika Selatan.
Ria mengatakan yang tidak kalah penting lagi dalam memulai dan menjalankan bisnis kecantikan adalah branding dari produk yang dipasarkan.
“Branding juga penting, jadi kita memilki sesuatu cerita, terus packaging kita bagus,” ujar Ria
ADVERTISEMENT
Selain itu, Ria merasa harus berani mencoba dalam menjalankan bisnis ini. Menurutnya latar belakang seperti pendidikan atau pengetahuan tidak menjadi persoalan besar karena bisa belajar sambil menjalankan bisnis.
“Saya sambil belajar, jadi bekerja sambil belajar, dan kita enggak boleh takut gagal. Kalian mungkin lihat saya di sini oh sukses, tapi sebenarnya kegagalan dalam perjalanan ini banyak banget, jadi kita harus berani mencoba,” ujar Ria.
Kesalahan yang Kerap Bikin Pengusaha Pemula Gagal di UMKM Skincare
Ria menjelaskan ada beberapa kesalahan yang dibuat pengusaha pemula sehingga bisnis kecantikan yang dirintisnya gagal. Salah satu penyebab seperti memilih bahan-bahan yang digunakan. Ia tidak menampik ada pengusaha yang merasa bahan yang dipilih sudah pas, namun ketika di lapangan bisa saja banyak yang tidak cocok.
ADVERTISEMENT
Karena itu, dalam meramu bahan harus disesuaikan. Stabilitas produk juga harus diperhatikan. Jangan sampai bahan utama malah sulit didapatkan.
“Jadi dari memilih produk, apa yang kita bayangkan dari suatu produk itu terkadang enggak nyata setelah kita formulasikan, setelah kita coba, jadi harus fleksibel,” tutur Ria.