Tips Keuangan: Berinvestasi Meski Gaji di Bawah UMR

12 Februari 2020 8:05 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi investasi Foto: Stevepb via Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi investasi Foto: Stevepb via Pixabay
ADVERTISEMENT
Anda mungkin saat ini memiliki keinginan untuk mulai berinvestasi. Namun apa daya, penghasilan yang hanya setara Upah Minimum Regional (UMR) atau bahkan di bawah UMR, membuat Anda mengurungkan niat investasi itu.
ADVERTISEMENT
Sebab, besaran gaji yang bikin Anda cukup ngos-ngosan membayar indekos, makan, dan sebagainya, telah lebih dulu membuat Anda berpikir dua kali untuk berinvestasi.
Tenang, Anda masih bisa berinvestasi kok. Asalkan memperhatikan beberapa tips berikut sebelum memulai.
Hal pertama yang mesti Anda lakukan, menurut perencana keuangan dari Mitra Rencana Edukasi (MRE), Mike Rini Sutikno, adalah menentukan tujuan investasi. Tujuan itu harus disesuaikan dengan kemampuan awal yang Anda miliki.
“Tentukan tujuan investasinya, apalagi dia pas-pasan ya. Uangnya kan terbatas, jadi ya memang perlu diprioritaskan, atau kita pilih mana yang terlebih dahulu mau kita capai,” jelas Mike kepada kumparan, Rabu (12/2).
Ilustrasi potensi investasi Foto: Natee K Jindakum/Shutterstock
Skemanya, kata Mike, masih tetap sama dengan tahap awal orang-orang memulai investasi. Yakni dengan menyisihkan 10 persen dari penghasilan yang diperoleh.
ADVERTISEMENT
“Misal kalau gaji Rp 3,7 juta lah, UMR, berarti kita kan mungkin sebagai awal permulaan bisa 10 persen dari gaji kita itu Rp 370 ribu. Kalau kita nabung Rp 370 ribu dengan uang segitu kita bisa apa, tujuan keuangan apa yang bisa kita capai gitu,” lanjut Mike.
Namun, jika Anda memang membutuhkan dana yang sedikit lebih besar, Rini menyarankan agar memilih produk investasi selain tabungan. Bisa berupa reksadana saham atau saham.
“Kalau kita cuma nabung aja kan enggak ngejar inflasinya, sementara kalau kita punya target dananya lebih, kita akan berupaya agar produk investasinya itu enggak cuma tabungan. Tapi bisa reksadana saham, saham, dan sebagainya,” jelasnya.
Selain itu, hal yang harus diperhatikan adalah jangka waktu untuk berinvestasi. Ia menyarankan agar Anda bisa untuk mulai investasi sedini mungkin, sejak pertama kali mulai bekerja.
ADVERTISEMENT
“Jangan telat, nunggu sampai kita udah tua gitu. Kita harus sejak muda, sejak pertama kali kerja, sehingga kita bisa ngejar,” tuturnya.
Terakhir, menurut Rini, yakni menjaga kedisiplinan dalam berinvestasi. Pilih mekanisme investasi yang tidak terlalu memberatkan sehingga Anda bisa disiplin.
“Orang itu kadang-kadang suka enggak disiplin gitu. Karena itu supaya disiplin mungkin kita bisa lakukan setoran investasi yang tidak terlalu memberatkan. Jadi dengan jumlah yang kita masih mampu, kemudian juga mungkin kita buat otomatis ya,” pungkas Mike.