Tips Sukses dari Dirut BNI: Milenial Jangan Gampang Tergiur Sultan Medsos

26 Februari 2022 9:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dirut BNI, Royke Tumilaar. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Dirut BNI, Royke Tumilaar. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mencapai kesuksesan karier secara cepat di usia muda tentu menjadi keinginan banyak orang, apalagi saat ini muncul fenomena generasi milenial yang menobatkan dirinya sebagai sultan atau crazy rich di media sosial.
ADVERTISEMENT
Para crazy rich tersebut biasa memamerkan konten mobil mewah hingga uang melimpah. Tak peduli dari mana asal mula hartanya, yang jelas kelakuan sultan itu bisa membuat generasi milenial lainnya tentu ingin mengecap simbol kesuksesan yang sama.
Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia atau BNI, Royke Tumilaar, menyambut baik banyak milenial yang ingin mengejar kesuksesan karier. Namun, ia mengingatkan semua ada prosesnya.
“Itu bagus, milenial berjuang, berkarier, cuma jangan semua cuma mau instan, semua kan ada prosesnya, gitu. Kadang-kadang kita nih, milenial kita nih enggak sabaran, pingin cepat,” kata Royke dalam perbincangan dengan kumparan di program The CEO, Jumat (18/2).
Royke tidak menampik ketidaksabaran berproses dari para milenial bisa dipengaruhi adanya sebutan sultan atau crazy rich di media sosial. Ia menegaskan milenial jangan suka yang instan.
ADVERTISEMENT
“Ya karena mungkin dengan teknologi medsos ini banyak terjadi sultan-sultan, banyak yang menjadi crazy rich apa segala macam, semua jadi pingin cepat, jadi instan,” ujar Royke.
“Itu kan kita enggak mau, mudah-mudahan enggak terjadi bubble, sehingga ekonomi drop akibat sesuatu yang instan. Tanpa fundamental yang kuat, itu kan bisa tiba-tiba ‘bum’ [meledak] gitu,” tambahnya.
Dirut BNI, Royke Tumilaar. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Royke mengakui generasi milenial memang harus agresif. Namun, ia menegaskan ada ukurannya dengan cara tidak terlalu ambisi berlebihan dalam mengejar sesuatu.
“Itu kan saya bilang milenial harus inovatif, benar setuju, agresif, fokus, tapi juga jangan terlalu greedy untuk sesuatu. Ya kan semua ada prosesnya, gitu. Itu aja sih,” tutur Royke.