Tips Terhindar Investasi Bodong: Jangan Tergiur Cuan Besar dalam Waktu Cepat

28 Juli 2021 17:22 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi menimbun kekayaan dengan investasi. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi menimbun kekayaan dengan investasi. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Kemudahan teknologi membuat instrumen investasi semakin mudah dijangkau berbagai kalangan. Namun, hati-hati terjebak investasi bodong di tengah beragamnya instrumen yang ditawarkan.
ADVERTISEMENT
Founder Finansialku, Melvin Mumpuni, mengatakan salah satu potensi investasi bodong biasanya menawarkan keuntungan besar dalam waktu cepat. Penawaran ini banyak membuat orang tergiur.
"Biasanya kita ingin cepat besar (keuntungan) investasinya. Kalau keuntungannya enggak masuk akal, bisa jadi itu calon investasi bodong," kata dia dalam peluncuran FinanSiap bersama GoPay secara daring, Rabu (28/7).
Agar tidak mudah tergiur investasi bodong, sebelum menjajalnya, pastikan mengecek ke Otoritas Jasa Keuangan. Melvin mengatakan berdasarkan arahan OJK, perhatikan dua hal sebelum berinvestasi yaitu legal dan logis.
Aspek legalitas sangat penting untuk memastikan pengelola investasi ini memiliki izin dan diawasi OJK. Kedua, aspek kelogisan yang bisa dilihat dari keuntungan yang dijanjikan.
"Kalau menemukan easy money, mau investasi pakai robot, enggak robot, titip uang, bisa konfirmasi ke OJK, telepon ke 157. Kalau ternyata penawaran easy money, uangnya berkembang pesat. Tapi enggak jelas dari mana, cek dulu ke OJK ilegal atau enggak," ujar Melvin.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan yang sama, Chief Marketing Officer GoPay, Fibriyani Elastria, mengatakan GoPay meluncurkan program FinanSiap salah satunya untuk mengedukasi masyarakat terutama anak muda agar tidak mudah tergiur investasi abal-abal. Alih-alih mau mendapat untung, malah buntung karena silau dengan cuan besar yang dijanjikan.
Fibriyani menambahkan, pandemi telah mendorong masyarakat untuk semakin fasih dalam menggunakan fitur-fitur keuangan digital agar mereka bisa beradaptasi di tengah perubahan. Perusahaan pun berkomitmen membantu mereka agar tidak hanya mampu menggunakan teknologi keuangan digital, tapi juga cerdas dalam memaksimalkannya untuk mengelola keuangan.
"Semangat inilah yang kami hadirkan melalui FinanSiap untuk anak muda, di mana rangkaian kelas virtual FinanSiap akan mengulik cara memaksimalkan teknologi digital untuk mengatur keuangan dengan optimal," kata dia dalam peluncuran FinanSiap, Rabu (28/7).
ADVERTISEMENT
Kelas ini, kata Fibriyani, akan rutin diadakan sebulan sekali melalui akun Instagram@gopayindonesia. Kelas virtual FinanSiap telah dimulai secara perdana pada 15 Juli 2021 dan akan diadakan hingga 16 Desember 2021.
Salah satu perencana keuangan yang digaet GoPay adalah Finansialku. Materi yang akan dibahas di antaranya mulai dari cara mengatur prioritas keuangan selama pandemi, tips berinvestasi dengan aman, hingga memulai bisnis sendiri.
Sebelumnya, OJK menyebut banyak masyarakat jadi korban investasi bodong karena tergiur keuntungan besar dalam waktu singkat. Mirisnya, yang tertipu banyak dari kalangan berpendidikan seperti S1 dan S2.
"Dari hasil temuan kami, bukan hanya masyarakat yang tingkat pendidikannya rendah yang jadi korban investasi ilegal. Tapi banyak juga di antara mereka yang sangat literated dengan gelar sarjana bahkan S2 atau mungkin lebih tinggi dari itu yang juga menjadi korban investasi ilegal," kata anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Perlindungan Konsumen, Tirta Segara, dikutip dari laman Youtube Infobank, Rabu (21/4).
ADVERTISEMENT
Dia menjelaskan penyebab banyaknya korban investasi bodong, adalah karena masyarakat tergiur keuntungan besar, namun mengabaikan risikonya. Ada investasi yang menawarkan keuntungan hingga 30 persen hanya dalam waktu 7 hari.
"Ini secara logika kan enggak masuk. Tapi kami melihat ada yang ingin cepat kaya, tanpa kerja keras," ujarnya.